Berita Semarang
Penataan Lapak Dirasa Kurang Adil, Pedagang Johar Semarang Berencana Demo ke Pemkot
Penataan Pasar Johar menuai protes dari para pedagang. Sistem penataan yang direncanakan Pemerintaah Kota Semarang dinilai kurang adil oleh pedagang.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Penataan Pasar Johar menuai protes dari para pedagang.
Sistem penataan yang direncanakan Pemerintaah Kota Semarang dinilai kurang adil oleh sebagian pedagang.
Pedagang pun berencana akan melakukan demo pada Kamis (30/9/2021).
Ketua PPJP Pasar Johar, Surahman mengatakan, mayoritas pedagang mengaku belum puas atas hasil undian dan penataan yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang. Penataan ini diangap kurang adil.
Baca juga: Hadapi Madura United, PSIS Semarang Berencana Lakukan Rotasi Pemain di Beberapa Posisi
Baca juga: Bakesbangpol Cilacap Gandeng KPU Kelola Data Berbasis Digital, Olah Pendidikan Politik Masyarakat
Baca juga: 13 Siswa SMPN 1 Winong Pati Reaktif Corona, PTM Dihentikan: Isolasi di Sekolah
"Tuntutannya masalah penataan. Intinya kami menuntut keadilan karena penataannya dianggap kurang adil oleh mayoritas pedagang," papar Selasa (28/9/2021).
Menurutnya, pedagang sudah mendapatkan undian namun mayoritas pedagang kurang puas dan meminta penataan ditunda. Zonasi dinilai kurang jelas.
Pedagang juga masih mempertanyakan jumlah lapak yang diterima.
Pasalnya, pedagang yang semula memiliki lebih dari satu lapak kini hanya mendapatkan satu lapak.
"Ini yang belum bisa (diterima). Intinya, kami menuntut keadilan. Itu keinginannya yang mengundi, tapi yang diundi tidak puas," tegasnya.
Surahman menambahkan, demo rencananya akan ditujukan kepada Pemerintah Kota Semarang dan Komisi B DPRD Kota Semarang.
Dia berharap, ada titik terang dan kejelasan mengenai penataan.
Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Kota Semarang, Juan Rama tidak melarang para pedagang melakukan demonstrasi dengan catatan disampaikan secara terkoordinir, baik, dan tidak anarki.
Menurutnya, demo merupakan bagian dari penyampaian aspirasi.
"Demo itu hak, yang penting jangan anarki. Saat audiensi, saya minta pedagang jangan terpancing emosi. Saya memang mendapat informasi terkait rencana demo. Kalau pedagang meminta berkomunikasi, kami siap menjembatani," papar Juan.
Juan menyampaikan, penataan pasar memang perlu didiskusikan dan dikomunikasikan secara baik.
Dinas Perdagangan perlu memahami apa yang dikeluhkan pedagang.
Sebaliknya, pedagang juga perlu mengerti posisi pemerintah.
Dia pun memahami kekecewaan para pedagang karena proses mengurus untuk mendapatkan lapak sangat menguras energi.
Mengetahui hanya mendapat satu lapak, pedagang akhirnya melakukan protes.
Namun, Dinas Perdagangan juga tidak dapat berbuat banyak.
Pemerintah hanya bisa menampung apa yang dikeluhkan pedagang karena kondisi bangunan seperti itu.
Dia memaparkan, bangunan Johar yang semula bisa memuat banyak, kini dibangun cagar budaya dengan kapasitas terbatas.
Akhirnya, kapasitas berkurang.
Melalui zonasi, Dinas Perdagangan ingin memudahkan konsumen saat berbelanja.
Baca juga: AN Pulang Istirahat Usai Bakar Mobil Khumaidi Sragen, Jamaah Salat Subuh Panik Padamkan Api
Baca juga: Bakul Gentong Cuci Tangan Gigit Jari: Dulu Omset Rp 60 Juta Sebulan, Sekarang Rp 3 Juta
Baca juga: Pro Kontra Perubahan Logo Kabupaten Banjarnegara, Gambar Pohon Beringin Diganti Candi Dieng
Penataan ini tentu bertujuan untuk kemajuan Kota Semarang agar lebih tertata dan lebih bersih.
Dia memahami, suasana baru ini pasti membutuhkan penyesuaian.
"Komunikasi yang baik, saling memahami, dan saling mengerti. Prinsipnya, sekarang harus legawa, Insya Allah nanti kita akan mengunduh (manfaatnya)," terang Juan. (*)