Berita Kesehatan
Ki Acret, Pohon Kaya Manfaat Untuk Tabir Surya Hingga Atasi Epilepsi
Masyarakat Sunda menyebutnya sebagai pohon Ki-acret, hal tersebut karena kuncup bunganya mampu memuncratkan air.
Satu hal yang uni yaitu, kelopak bunganya menutup meskipun bunga mekar (kelopak air). Mahkota bunganya berwarna menyolok yaitu merah oranye dengan bentuk lonceng yang lebar. Bunganya bertipe zygomorfik, dimana bunganya dapat dibagi menjadi dua bayangan cermin hanya dengan satu bidang.
Bunga ki acret dikenl sebagai bunga dengan kandungan nektar yang cukup banyak. Sehingga bunga ini banyak dikunjungi satwa, baik serangga maupun burung. Buahnya berbentuk kapsul, tegak dan tidak menggantung, panjangnya 15 – 20cm, warnanya coklat tua, jika masak membelah dan mengeluarkan bij i-bij inya.
Ekologi
Ki Acret pada beberapa Negara dikenal sebagai tumbuhan infasive. Ia dapat dengan cepat mengambil alih lahan pertanian yang ditinggalkan maupun hutan yang tertutup. Kejadian tersebut dilaporkan terjadi di Kepulauan Cook, Fiji, Guam, Hawai'I, Samoa dan Vanuatu.
Meskipun pohon Ki Acret menyukai daerah lembab dan basah di bawah 1000m, namun ia dapat tumbuh hingga 1.200 mdpl di Polinesia Prancis. Tumbuhan Ki Acret tidak mentolerir embun beku dan menuntut sinar matahari penuh untuk pertumbuhan cepat dan pembungaan terbaik.
Pohon-pohon terbesar tumbuh di jurang terlindung yang lembab. Spesies ini menyukai tanah yang subur, tetapi tahan dengan apa saja dengan sedikit kesuburan, termasuk batu kapur. Ini akan bertahan sedikit salinitas.
Kandungan
Daun Ki Acret memiliki aktivitas analgesik dan anti-inflamasi. Ekstrak etanol daun dan bunga menunjukkan sifat antimikroba. Kulit akar mengandung glukosida iridoid dan turunan fenolik p-asam hidroksi-benzoat dan metil p-hidroksi-benzoat. Mereka dievaluasi untuk aktivitas anti jamur.
Menurut Fitri (2019) ekstraksi dan isolasi terhadap senyawa-senyawa penyusun Ki Acret yaitu ekstraksi dan isolasi flavonoid dari bagian bunga, serta menguji aktivitas antioksidan terhadap isolat yang diperoleh.
Sebaran
Tanaman ini berasal dari Afrika Barat yang kemudian menyebar ke arah barat dan banyak ditemui di Negara Polinesia (Vanuat, Fiji,Guam, Hawai dll), menyeberang ke Asia selatan dan banyak ditemukan di Indonesia. Di Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi Pati Barat Tumbuhan ini dapat ditemukan di Cagar Alam Gunung Celering yang terletak di kecamatan Donorojo Kabupate Jepara.
Penulis
Budi Santoso
PEH Muda pada BKSDA Jateng
Kepala PHK Pati Barat
(*)