Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pendidikan

62 Mahasiswa dari 14 Universitas Luar Pulau Jawa Ikut Kuliah Tatap Muka di UPGRIS

Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menerima 62 mahasiswa dari universitas lain di Indonesia, terutama dari luar Pulau Jawa.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: moh anhar

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menerima 62 mahasiswa dari universitas lain di Indonesia, terutama dari luar Pulau Jawa.

Para mahasiswa tersebut mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Sebetulnya, total ada 92 mahasiswa dari kampus lain yang mengikuti program ini untuk berkuliah di UPGRIS.

Hanya saja, sebanyak 62 mahasiswa melakukan kuliah secara tatap muka atau luring dan sisanya mengikuti perkuliahan daring.

Baca juga: Demi Keruk Keuntungan Besar dari Jual BBM Subdisi, Pengusaha Ini Modif Mobil Boks Berisi Tangki

Baca juga: Tindaklanjuti Laporan Masyarakat, Tim Unit Penindakan Cukai ‎Kudus Bekerja 24 Jam

Baca juga: Penerapan Nomor Pelat Ganjil-Genap di Kawasan Wisata Kabupaten Karanganyar Masih Perlu Pembahasan

"Sebetulnya, mereka sudah mengikuti kuliah secara daring di UPGRIS. Dan sekarang karena kasus pandemi sudah menurun dan UPGRIS merupakan universitas yang sudah siap melaksanakan kuliah tatap muka terbatas, sehingga mereka akan belajar secara luring," kata Rektor UPGRIS, Muhdi, usai acara penyambutan pertukaran mahasiswa, Kamis (7/10/2021).

Ia berharap mahasiswa yang belajar di UPGRIS tidak hanya mendapatkan bekal kompetensi akademik, tetapi juga soft skill. Karena bekal tersebut yang tidak akan lekang oleh waktu dan berkontribusi besar terhadap kesuksesan seseorang.

"Buat apa memiliki IP (indeks prestasi) tinggi, tetapi bukan manusia yang bisa bekerja sama dengan orang lain, memiliki wawasan yang luas, toleran, bisa beradaptasi dan sebagainya," ujarnya.

Mahasiswa yang mengikuti program ini bisa belajar selama satu semester baik di program studi yang sesuai dengan kampus asal atau pun berbeda.

Lantaran, program ini membebaskan mahasiswa untuk belajar di program studi manapun. Tujuannya, agar peserta didik memiliki kompetensi utuh. Misalnya, mahasiswa teknik sipil juga perlu mempelajari ilmu komunikasi atau ilmu ekonomi.

Sistem perkuliahan luring tetap menggunakan sistem hybrid atau blended learning untuk mahasiswa yang mengikutinya secara daring. Sehingga, kamera disediakan di setiap ruangan saat aktivitas belajar mengajar.

Diharapkan program tersebut juga semakin memperkuat kecintaan generasi muda terhadap Indonesia dan segala keberagamannya. Ada modul nusantara yang nantinya diberikan kepada mahasiswa pada program ini.

Jadi, selain belajar akademik, nantinya mahasiswa pada program ini juga diperkenalkan kesenian dan kebudayaan serta objek wisata yang ada di Semarang dan Jawa Tengah.

"Karena mereka calon pemimpin, maka saat ini harus bisa bergaul dengan kelompok apapun, etnis apapun, agama apapun di Indonesia," ucap Muhdi.

Baca juga: Panitia Vaksin di Bank Djoko Tingkir Bergaya ala Koboi, 600 Warga Sragen Terima Vaksin Dosis Pertama

Baca juga: Mudahnya Menghitung Bilangan Cacah dengan Kartu Bilangan

Baca juga: Pertamina Apresiasi Polisi Perairan Ungkap Praktik Penyalahgunaan BBM Bersubsidi di Jawa Tengah

Para mahasiswa tersebut akan menjalani program tersebut hingga Desember 2021.

Kepala Kantor Urusan Kerja Sama Internasional UPGRIS, Nur Hidayat menambahkan, program studi yang banyak dipilih mahasiswa dari universitas lain yakni sosiologi politik atau PPKN.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved