Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gempa Ambarawa

Gempa Ambarawa Tak Pengaruhi Kunjungan Wisatawan

Gempa bumi yang terjadi di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang tidak berdampak pada kunjungan objek wisata di sekitarnya

Capture/BMKG Yogyakarta
Gempa bumi 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Gempa bumi yang terjadi di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang tidak berdampak pada kunjungan objek wisata di sekitarnya. Adalah Bandungan di Kabupaten Semarang objek wisata dekat dengan lokasi gempa.

Menurut tokoh masyarakat Bandungan, Pristiono, gempa yang terjadi pada tanggal 23-25 Oktober 2021 tidak dirasakan oleh warga Bandungan.

"Objek-objek wisata di Bandungan juga saya lihat tidak ada yang berdampak. Aktifitas kunjungan wisata juga normal saja. Tapi tidak tahu kalau yang wilayah Ambarawa," jelasnya.

Pasca beberapa gempa yang terjadi di Ambarawa dan sekitarnya pun tidak membuat objek wisata di Bandungan ditutup.

"Tidak ada penutupan. Toh gempa juga tidak terasa hingga Bandungan. Masih normal saja," pungkasnya.
Migrasi Magma

Terpisah, ahli Geologi Struktur Unsoed, DR. Ir. Asmoro Widagdo mengatakan penyebab gempa swarm berkaitan dengan transpor fluida, atau migrasi magma. Gempa di Ambarawa dan sekitarnya itu dikategorikan sebagai gempa jenis gempa swarm.

Meskipun memiliki kekuatan magnitudo yang kecil tetapi masyarakat tetap harus mewaspadainya. Pihak BMKG mencatat sudah ada sedikitnya 34 kali gempa di wilayah Ambarawa dan Salatiga. Lokasinya dekat Rawa dan berada di daerah Vulkanik dan gunung api.

"Jadi batuan dasar di situ adalah gunung api dan ada aktivitas magma dan perpindahan magma dan tranpor fluida. Sehingga adanya perubahan batuan-batuan dan aktifitas magma serta mengalami rekahan-rekahan," terang Asmoro kepada Tribunjateng.com, Selasa (26/10).

Gempa di Ambarawa diperkirakan akan sering terjadi sampai keadaan di bawah sekitar dapur magma stabil.

"Nanti akan berhenti sendiri dan memang butuh waktu. Mungkin perlu waktu dan daerah gunung api sekitar situ perlu di identifikasi dari gunung api yang mana," terangnya.

Ia menerangkan Gempa Swarm memiliki karakteristik bisa diawali dari yang lebih besar dulu di awal atau bisa juga diawali dengan gempa kecil-kecil dulu.

"Jadi magma di bawah bergerak terus dan gerakan itu menimbulkan rekahan-rekahan yang menimbulkan seperti gempa-gempa itu," imbuhnya. (afn/wan/jti)

Baca juga: Siaga Bencana Jelang Musim Penghujan, Polres Kudus Siagakan Tim SAR Kuda Muria

Baca juga: Kapolri: Kepercayaan Masyarakat terhadap Polisi Turun

Baca juga: Ada Kecurangan Tes CPNS di Banyak Tempat, Gubernur Ganjar Pranowo: Kalau di Jateng, Tidak Ada Ampun!

Baca juga: 1948 Mahasiswa UNNES Tuntaskan KKN Gotongroyong di 24 Provinsi

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved