Berita Semarang
Tanjungmas dan Petompon Jadi Pilot Project Wilayah Penanganan Stunting di Kota Semarang
Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, dan Kelurahan Petompon, Kecamatan Gajahmungkur, menjadi pilot project penanganan stunting.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, dan Kelurahan Petompon, Kecamatan Gajahmungkur, menjadi pilot project penanganan stunting sekaligus kelurahan ramah perempuan dan peduli anak.
Kick off penanganan stunting dan penandatanganan komitmen kelurahan ramah perempuan dan peduli anak dilakukan di Kelurahan Tanjungmas, Senin (8/11/2021).
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga; Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo; Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi; serta jaran Forkopimda dan Pemerintah Kota Semarang turut hadir dalam penandatanganan komitmen tersebut.
Menteri PPPA, Bintang Puspayoga mengatakan, pembentukan kelurahan ramah perempuan dan peduli anak merupakan yang pertama.
Baca juga: Persis Solo Ulang Tahun ke-98, Eky Taufik: Kami Ingin Beri Kado Kemenangan
Baca juga: Penyajian Google Classroom Memahami Materi IPS
Baca juga: Tips Ampuh Wajah Super Glowing dan Natural Menurut Ahli
Selama ini, pihaknya fokus membuat model desa ramah perempuan dan peduli anak. Khusus kelurahan, Kementrian PPPA memulai percontohan di Kota Semarang.
Pihaknya akan memberikan pendampingan berkaitan dengan persoalan yang ada di kelurahan tersbut.
Misalnya, di Tanjungmas, pendampingan yang akan dilakukan antara lain berkaitan dengan perkawinan anak karena jumlah perkawinan anak cukup tinggi.
Selain itu, pendampingan persoalan stunting dan pemberdayaan perempuan.
"Ini kami dampingi. Kami ada fasilitator daerah, pendampingam tingkat daetah, dan pendamping tingkat kelurahan," jelasnya.
Bersama dengan BKKBN, akan dibentuk pula dapur sehat untuk menangani persoalan pemenuhan gizi anak.
Bintang menyampaikan, dapur sehat ini juga menjadi pilot project dalam rangka menggalakkan pengolahan pangan lokal untuk pemenuhan gizi anak sehingga persoalan stunting dapat.
Di samping itu, sekarang ini banyak perempuan yang bekerja di pabrik.
Rumah perlindungan pekerja perempuan (RP3) sudah hadir untuk memberi perlindungan terhadap perempuan yang bekerja.
"Bagaimana perempuan di pabrik betul-betul pendampingan terhadap anak berjalan baik. Asi eklusif penting," sebutnya.
Menurutnya, pengasuhan tidak serta merta menjadi tanggungjawab ibu.
Konsumsi makanan, asupan gizi, dan support sosial dari keluarga menjadi hal penting.
Maka, dia berharap, keluarga menjadi tim work dalam pendidikan anak.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Pribadi mengatakan, Kelurahan Tanjungmas menjadi kelurahan padat.
Angka kemiskinan cukup dominan mencapai 6.000 jiwa.
Jumlah stunting di kelurahan tersebut pun tertinggi yakni sebanyak 79 balita. Sedangkan secara keseluruhan, angka stunting di Kota Semarang masih 2.200 jiwa dari 1,7 juta jiwa.
"Kami memahami salah satu perosoalan utama adalah kemiskinan dan pengangguran. Maka, kami keroyok. Indeks pembangunan manusia (IPM) kami perbaiki, pertumbuhan ekonomi, dan angka kematian ibu dan anak kami terus lakukan penanganan," jelasnya.
Baca juga: Dosen FTP USM Semarang Beri Penyuluhan Ekstraksi Atsiri Daun Cengkih dan Nilan
Baca juga: SKB CPNS 2021 Apa Saja yang Dipelajari? Ini Materinya
Baca juga: Ini Rahasia West Ham Kalahkan Liverpool, MU, City dan Chelsea Saja Gagal Temukan Kelemahan The Reds
Pihaknya berkomitmen akan menggerakan masyarakat untuk saling memberi dukungam.
Berbagai program dilaksanakan dengan harapan angka stunting semakin menurun.
"Harapan kami wanita di Semarang harus menyupport wanita di lingkungannya, jangan sampai ada yang anemia, jangan sampai bayinya kategori tidak normal. Semua saling mengawasi, memberi masukan, dan membawa ke tempat kami supaya ada makanan tambahan vitamin, gizi serta pencegahan lain," terangnya. (*)