Berita Viral
Viral Biro Jodoh Pak Sanusi: Musim Hujan Lebih Ramai, Siapkan Uang Rp 100 Ribu dan Persyaratan Ini
Terlihat dalam banner berukuran 1x1,5 meter itu dipasang di depan rumah dengan tulisan besar berwarna dominan merah "Biro Jodoh"
Sanusi tak menampik bahwa "peran tradisional" sebagai pencari jodoh lambat laun mulai pudar.
Saat ini, orang dapat dengan mudah mencari jodoh menggunakan aplikasi yang ada di ponsel.
"Katanya orang sekarang bisa cari jodoh lewat HP," ujar Sanusi yang buta huruf itu.
Walau demikian masih ada beberapa orang yang mendatangi Sanusi untuk mencari jodoh. Saat ini ia masih menyimpan 7 foto yang terdiri dari 5 pria dan 2 perempuan.
"Dilihat dulu fotonya, kalau cocok balik fotonya. Di belakang ini ada nama dan nomor telepon pemilik foto," tutur Sanusi.
7. Istri meninggal, anak jadi TKW ke Hongkong
Sanusi bercerita sang istri meninggal 3 tahun lalu bersamaan dengan motor seken miliknya ditarik karena menunggak angsuran beberapa bulan.
"Sebenarnya sepeda motor mau saya lunasi dengan menjual beberapa pohon kayu keras di pekarangan, tapi keduluan menantu saya," tuturnya.
Ia bercerita suami dari anak perempuan semata wayangnya yang tidak memiliki penghasilan tetap.
Dua tahun lalu, anak perempuannya itu memutuskan pergi ke Hongkong untuk bekerja sebagai buruh migran, pembantu rumah tangga.
Di tengah situasi yang sulit itulah, dua atau tiga bulan lalu, Sanusi membulatkan tekad membuka biro jodoh di rumahnya yang kini ia tinggali seorang diri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: 7 Hal Soal Sanusi Pemilik Biro Jodoh di Blitar, Pernah Jadi Tukang Ojek hingga Pasang Tarif Rp 100.000