Berita Kabupaten Tegal
Debit Air Sungai Rambut Mulai Surut, Kades Banjaragung Berharap Jembatan Gantung Ditinggikan 1 Meter
Debit air sungai rambut di Desa Banjaragung, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal meluap. Air sungai masih keruh berwarna kecokelatan.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Intensitas hujan yang cukup tinggi pada Selasa (28/12/2021) kemarin, mengakibatkan debit air sungai rambut di Desa Banjaragung, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal meluap, meskipun tidak sampai masuk ke rumah warga melainkan hanya di akses jalan Desa.
Tribunjateng.com coba memantau langsung ke lokasi pada Rabu (29/12/2021), tepatnya di jembatan gantung yang ada di Desa Banjaragung.
Sesuai hasil pantauan, air sudah mulai surut dan tidak menggenagi atau sampai menutup jembatan gantung yang menjadi akses utama bagi warga sekitar.
Baca juga: Wakil Bupati Sudono Serahkan 14 Kambing Bantuan BPR BKK Purbalingga Kepada Warga Mrebet
Baca juga: Belum Terlihat di Lapangan, Manajer PSIS Jelaskan Status Striker Asing Baru
Air sungai masih keruh berwarna kecokelatan, sampah yang biasanya tersangkut kali ini tidak ada sama sekali alias bersih.
Ditemui di ruang kerjanya, Kepala Desa Banjaragung Paidar Baktiarso mengatakan, Desa Banjaragung merupakan salah satu daerah yang menjadi langganan banjir.
Setidaknya dalam setahun minimal bisa terjadi dua kali bencana banjir yaitu awal dan akhir tahun.
Tapi untuk di tahun 2021 ini, November sudah terjadi banjir yang kondisinya lebih parah jika dibandingkan banjir Januari lalu.
"Wilayah kami menjadi langganan banjir karena kondisi sungai rambut yang semakin sempit. Saya cerita sedikit, pada 30 tahun lalu kondisi sungai rambut masih lebar antara 10-30 meter, sedangkan sekarang hanya tersisa 1-2 meter saja sehingga menyempit," ungkap Paidar, pada Tribunjateng.com, Rabu (29/12/2021).
Imbas dari banjir pada tanggal 13 November lalu, lanjut Paidar, selain jembatan gantung tidak bisa dilewati karena tertutup aliran sungai rambut, para petani atau warga yang memiliki tanaman padi menjadi korban.
Hal ini karena sekitar 10 hektar tanaman padi yang seharusnya panen jadi gagal panen, yang sudah panen harus menerima karena gagal (hasilnya tidak bagus), dan yang baru akan keluar juga hasilnya tidak maksimal.
Meskipun banjir memang termasuk dalam bencana alam, namun Paidar berharap sungai rambut bisa dinormalisasi (lebar sungai) minimal 5-10 meter sehingga mengurangi risiko terjadinya banjir.
"Harapan saya sebagai warga dan Kepala Desa Banjaragung pemerintah lebih memperhatikan. Warga saya tidak ingin dikasihani, tapi lebih diperhatikan atau diberikan solusi bagaimana supaya tidak terjadi banjir lagi," harapnya.
Baca juga: Lima Orang Mendaftar Bakal Calon Rektor Unsoed, Rapat Senat Akan Jaring Seleksi
Baca juga: Pegawai Bea Cukai Asal Yogyakarta Tewas saat Melintas di Samping Gereja Semarang
Baca juga: Tingkatkan Minat Vaksin, 1.938 Anak di Kutasari Purbalingga Dapat Hadiah Susu dan Alat Tulis
Selain berharap adanya normalisasi sungai rambut, Kades Banjaragung juga berharap jembatan gantung yang menjadi akses warga terutama yang akan ke daerah Pemalang bisa segera dibetulkan minimal ditinggikan 1 meter.
Mengingat kondisi jembatan gantung saat ini sedikit miring ke sebelah selatan karena sering tertarik derasnya aliran sungai rambut saat banjir.
"Kalau saya pribadi sih penginnya bisa bangun jembatan permanen. Tujuannya supaya akses perputaran ekonomi jauh lebih baik dan tidak terkendala akses jalan. Selain itu bisa dimanfaatkan untuk jalan pintas (terobosan) menyesuaikan kondisi yang terjadi," (*)