Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Wonosobo

Semangat Adhi Berdayakan Ratusan Petani Kentang Wonosobo, Dari Resah Jadi Berkah

Sore itu hujan, suasana berkabut selimuti kawasan Kelurahan Kejajar, Wonosobo.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Iwan Arifianto
Adhi Nurcholis (paling kanan) saat berdiskusi bersama petani kentang di Green house di Kelurahan Kejajar, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Kamis (23/12/2021). 

Selepas dipraktikan, ia menyebut hasil panen menggunakan bibit kentang kultur jaringan  lebih melimpah karena tak kenal musim.

Ketika menggunakan benih kultur jaringan sebanyak 1 kuintal akan menghasilkan 1,5 ton kentang, artinya ada kelipatan 15 kali lipat.

Berbeda dengan menanam bibit biasa yang hasilnya tak ada separuhnya dari jumlah tersebut.

"Walaupun ada naik turun harga di kentang di kalangan petani tapi kalau panen melimpah kami masih bisa tetap menutup biaya produksi dan masih ada keuntungan di situ," terang pria asal Desa Surengede, Kejajar.

Setelah menanam benih dari Adhi Guna Farm dan tahu hasilnya, ia lantas ikut belajar membuat proses pembenihan kultur jaringan di akhir tahun 2017.

Dari hasil belajar di Adhi Farm, ia dapat memberikan solusi kepada para sesama petani kentang.

"Mereka tertarik menggunakan bibit kultur jaringan karena melihat hasil panen kami. Mereka lalu sedikit demi sedikit mau beralih ke bibit kentang yang sudah kami buat," terangnya.

Berawal dari Keresahan

Menurut CEO PT Adhi Guna Farm, Adhi Nurcholis (30), mulai tergugah melakukan pemberdayaan kepada petani kentang di kampungnya pada tahun 2016.

Ketika itu sedang mengerjakan penelitian penyilangan varietas baru kentang untuk skripsinya di Pendidikan Biologi, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Dalam penelitian itu, ia banyak bersinggungan secara langsung dengan para petani sehingga menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi petani.

Di  antaranya persoalan bibit yang ketika itu belum banyak tersentuh.

Padahal kebutuhan benih kentang cukup tinggi di daerah Wonosobo.

Dari keresahan itu, ia lantas mengembangkan benih kultur jaringan.

Benih tersebut diolah di laboratorium kultur jaringan yang didirikan secara sederhana di rumahnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved