Berita Semarang
Anak Disabilitas Semarang Divaksin, Sekolah Siapkan Badut dan Tim Penenang
Wajah riang para anak disabilitas berubah jadi jerit tangis saat mereka harus divaksin Covid-19 oleh petugas medis.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Wajah riang para anak disabilitas berubah jadi jerit tangis saat mereka harus divaksin Covid-19 oleh petugas medis.
Para anak disabilitas mulai dari fisik, sensorik, mental, dan intelektual di SLB Negeri Semarang tersebut memang dijadwalkan menerima dosis pertama vaksin Covid-19.
Jenis vaksin yang diberikan yaitu Sinovac untuk siswa SDLB kelas 1 sampai 6 atau usia 6 hingga 11 tahun.
"Iya, hari ini khusus SDLB dari kelas 1 sampai 6, sekitar 195 siswa," beber Wakil Kepala Kesiswaan SDLB Negeri Semarang Siti Anisa di Gedung Semeru komplek SLB Negeri Semarang, Sabtu (8/1/2022).
Tak hanya menangis dan menjerit ketakutan, bahkan para guru dan orangtua harus kucing-kucingan.
Namun, ternyata pihak sekolah telah menyiapkan tim khusus untuk menangani bila ada anak yang takut dengan jarum suntik.
Bak seorang pawang, mereka beraksi mengajak interaksi baik bicara maupun permainan tangan untuk menenangkan anak yang enggan disuntik.
Vaksinator tampak sedikit kewalahan menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus itu.
Namun, mereka sigap melakukan suntik di tempat, bila anak tidak mau duduk di kursi vaksinasi.
"Memang kami sudah siapkan tim khusus pengendali anak-anak yang memiliki ketakutan berlebih," terangnya.
Selain ada peran tim khusus pengendali, seorang badut turut diterjunkan untuk mengurangi ketegangan para anak.
Badut juga ditugaskan menghibur mereka bila akan disuntik sampai menunggu seperempat jam reaksi kejadian ikutan pasca imunisasi atau KIPI.
"Kami minta tunggu 15 menit untuk mengetahui reaksinya, sejauh ini belum ada laporan," ujarnya.
Ia menambahkan, pelaksanaan vaksinasi dosis berikutnya masih menunggu kabar dari Puskesmas Kedungmundu.
"Biasanya dua minggu setelah dosis pertama, tapi kami tetap menunggu informasi," tandasnya. (Iwn)
Baca juga: Rutan Salatiga Gelar Rapat Evaluasi, Andri Lesmano : Apa yang Kurang segera Kita Lengkapi
Baca juga: Kisah Perajin Truk Mainan di Kudus Ekonomi Terdampak, Dua Tahun Tradisi Dandangan Tak Digelar
Baca juga: Video SD Sasmita Edukasi Buat Kelas Kunjung ke Perpusda Blora
Baca juga: Hadi Sukarno Korban ke 23 Tewas Kena Jebakan Tikus Beraliran Listrik di Sragen, Ini Langkah Polda