Semarang
Hendi Menduga Covid-19 Varian Omicron Sudah Menyebar di Kota Semarang, Berikut Tanda-tandanya
Berdasarkan data Pemerintah Kota Semarang pada laman siagacorona.semarangkota.go.id, Covid-19 aktif mencapai 123 kasus hingga Jumat (4/2/2022).
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Penyebaran Covid-19 di Kota Semarang sangat cepat dalam dua pekan terakhir.
Pada pertengahan Januari lalu, Covid-19 di Kota Lunpia rata-rata hanya satu kasus.
Pada awal Februari ini, kasus sudah menembus seratusan.
Berdasarkan data Pemerintah Kota Semarang pada laman siagacorona.semarangkota.go.id, Covid-19 aktif mencapai 123 kasus hingga Jumat (4/2/2022) pukul 16.30.
Baca juga: Bupati Sragen Tetap Lakukan PTM 100 Persen di Tengah Maraknya Covid-19 Varian Omicron
Baca juga: Kasus Covid-19 di Sragen Mulai Naik Ada Kasus Probable Omicron, Ini Langkah Pemkab Sragen
Baca juga: Dinkes Kota Tegal Temukan 53 Kasus Covid-19 dalam 9 Hari Terakhir, 1 Kasus Dicurigai Varian Omicron
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, sudah mengirimkan sampel untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jenis varian Covid-19.
Meski belum ada hasil laboratorium resmi, dia menduga, varian Omicron mulai menyebar karena kenaikan kasus di Kota Lunpia sangat cepat dua pekan terakhir.
"Di dasboard siagacorona dari hari ke hari naiknya cepat, tidak seperti varian delta. Ini harus disikapi, dicermati, disadari," ucap Hendi, sapaannya.
Dia menyebutkan, pelaku perjalanan menduduki posisi pertama yang paling banyak terpapar Covid-19.
Kemudian, disusul karyawan perkantoran, keluarga, dan pendidikan.
Diakuinya, varian Omicron memang tidakada gejala yang berat.
Mayoritas merasa sehat.
Karena lupa tidak menerapkan protokol kesehatan secara disiplin membuat virus menyebar sangat cepat.
Dia meminta masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah bisa berpindah ke isolasi terpusat agar tidak menularkan kepada anggota keluarga.
Dia meminta kepala puskesmas untuk bisa berkoordinasi dengan lurah, Polsek, dan Koramil untuk menarik pasien yang berada di rumah ke isolasi terpusat.
"Menurut saya, kalau orang sudah sakit dirawat di rumah pasti akan menulari," ujarnya.
Hendi menambahkan, booster harus dilakukan percepatan mengingat saat ini baru mencapai 9,98 persen.
Dinas Kesehatan, kata dia, beralasan karena masih fokus vaksinasi dosis kedua untuk pelajar.
Dia meminta Dinas Kesehatan berkolaborasi dengan TNI/Polri untuk melakukan booster secara masif.
"Saya pikir bisa kolaborasi TNI, Polri dengan pemda, bergabung melakukan booster scra masif.
Baca juga: Mobil Bekas Dijual di Semarang Murah Berkualitas Jumat 4 Februari 2022
Baca juga: Memanfaatkan Instagram dalam Pembelajaran Writing Skill Caption
Baca juga: TPS Tingkatkan Hasil Belajar Tata Surya
Kalau tidak percepatan, ya Covid-19 tidak akan bisa kita tekan," tegasnya.
Di sisi lain, Hendi menyebutkan, masih ada 72 ribu warga yang belum melakukan vaksinasi dosis kedua.
Data ini akan segera disebar ke kelurahan, kepala puskesmas, koramil, dan polsek supaya mereka yang belum vaksin dosis kedua bisa didatangi dan dijemput untuk vaksinasi.
"Kami pertajam lagi pengawasan edukasi protokol kesehatan kepada masyarakat. Tim dari tingkat kota, kelurahan, kecamatan yang kemarin longgar dan santai, saya mnta lebih aktif lagi," imbuhnya. (eyf)