Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Ratusan Motif Dihasilkan Zumrotun Selama Pandemi, Perajin Batik Asal Kendal Ini Pernah Kelabakan

Perempuan paruh baya 45 tahun asal Desa Tambakrejo, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal ini menunjukkan semangatnya melalui ratusan karya batik.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
Istri Bupati Kedal, Wynne Frederica membeli kain batik Wardhani karya warga Patebon, Kabupaten Kendal, Minggu (13/2/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Semangat juang tinggi dalam berkarya diperlihatkan Zumrotun sebagai perajin batik tulis dan cap meski pandemi Covid-19 menghantam dalam beberapa tahun terakhir.

Perempuan paruh baya 45 tahun asal Desa Tambakrejo, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal itu menunjukkan semangatnya melalui ratusan karya batik.

Ratusan kain batik tulis dan cap diselesaikan Zumrotun selama pandemi menghantam.

Total sudah lebih dari 500 produk yang dihasilkan melalui tangan dingin Zumrotun sejak mengikuti pelatihan pada 2017.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Kendal Melonjak , Dico Pastikan Objek Wisata Tetap Beroperasi

Baca juga: Tiga Nakes RSI Kendal Positif Covid-19, Diduga Terpapar Saat Tangani Pasien

Baca juga: Pemkab Kendal Minta Semua Wisata Fasilitasi UMKM

Baca juga: Kasus Virus Corona di Kendal Meroket, 124 Kasus dalam Sehari, Semua Gejala Ringan dan Sedang

Uniknya, kain batik karya Zumrotun yang diberi nama Wardhani diminati banyak pegawai dinas di Lingkungan Pemkab Kendal.

Utamanya kain batik tulis khas Kendal dengan motif daun kendal dan kendil, serta batik Kendal Handal.

"Saya ke batik ini sejak 2017 setelah mengikuti pelatihan."

"Untuk batik tulisnya sudah 300 lebih saya buat, karena butuh waktu yang lebih lama."

"Tapi sangat diminati pegawai-pegawai."

"Ada yang pesan beberapa potong, sampai pernah puluhan potong sekaligus," terangnya kepada Tribunjateng.com, Senin (14/2/2022).

Satu kain batik tulis ukuran 2 meter dibandrol mulai Rp 350 ribu.

Sedangkan satu batik cap dengan ukuran serupa dihargai mulai dari Rp 150 ribu.

Selain itu, Zumrotun juga mengembangkan usahanya dengan menggunakan pewarna alam. 

Memanfaatkan beberapa batang dan daun tumbuh-tumbuhan sebagai pewarna dasar kain batik.

Seperti, tanaman jalawe, kulit mahoni, mangrove, secang, dan beberapa dedaunan sebagai warna tambahan.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved