Berita Kesehatan
Target Dua Tahun Lagi, Blora Sudah Zero New Stunting
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021 sebesar 21,5 persen, kasus stunting Kabupaten Blora.
Penulis: ahmad mustakim | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Blora, Diah Pusparini mengungkapkan, kasus stunting di Kabupaten Blora mencapai angka 9,23 persen.
Pada 2020 ada 6.603 balita atau 15,2 persen yang mengalami stunting.
Angka itu turun menjadi 4.172 balita atau 9,23 persen pada 2021.
Baca juga: Cap Go Meh 2022 di Klenteng Hok Tik Bio Blora Diiringi Hujan, Tanda Banyak Rejeki
Baca juga: Tim Penilai PPD Jateng Lakukan Verifikasi di MPP Blora, Puji Langkah Bupati: Bagus dan Progresif
Baca juga: Kriuknya Kerupuk Sambel Goreng Pasir dan Cemeding Kuliner Khas Pedesaan Blora
Baca juga: Luluk Bawa Tentara Bongkar 3 Pengecer Jual Pupuk Bersubsisi Melebihi HET di Blora
Total saat ini 55 ribu balita di Kabupaten Blora.
Adapun jumlah ibu hamil dalam kurun waktu setahun terakhir ini ada sekira 12 ribu jiwa.
"Stunting kami prevalensi sampai 2022 ini 9,23 persen."
"Ini berdasarkan pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM)."
"Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021 sebesar 21,5 persen," ucapnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (16/2/2022).
Dikatakannya, pihaknya sudah melakukan upaya untuk menangani kasus stunting ini, mulai dengan intervensi spesifik maupun intervensi sensitif.
"Kalau intervensi spesifik di Dinas Kesehatan."
"Mulai dari remajanya, ibu hamil, hingga bayi yang baru lahir," terangnya.
Intervensi spesifik sektor kesehatan berkontribusi 30 persen.
Seperti layanan PMT (penambahan makanan tambahan) dan ibu hamil kurang energi kronik (KEK) dan balita kurus.
Pembelian tablet tambah darah untuk ibu hamil dan remaja putri, layanan ibu hamil kontak minimal 4 kali selama kehamilan (K4), pemberian vitamin A bagi balita (6-59 bulan).
Imunisasi dasar lengkap, pelayanan ibu nifas.