Berita Semarang
Siswi SD di Semarang Dijual Rp 500 Ribu hingga Trauma, Ayahnya Bingung Pelaku Dilepaskan
Kondisi ini membuat orangtua korban merasa tak terima. Apalagi putrinya mengalami trauma hingga tidak mau berangkat sekolah
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
Maka dari itu, LBH APIK Semarang,bersama PKBI Kota Semarang, PKBI Jateng, Suar Indonesia Kediri, KOMPAS Surabaya menginisiasi gerakan anti kekerasan seksual prostitusi dan tindak pidana perdagangan orang terhadap perempuan atau Warning Indonesia Woman at Harm In Prostitution and Trafficking (Warning).
Trauma SL
Nasib tragis dialami SL remaja putri berusia 13 tahun, gadis itu dijual dua pemuda ke para lelaki hidung belang lewat aplikasi kencan.
Gadis yang masih duduk di bangku kelas 6 SD itu, dijual dengan tarif Rp 500 ribu per jam di sebuah hotel di Kota Semarang.
Kasus itu akhirnya terbongkar selepas ayah SL mendapatkan laporan tetangganya yang melihat foto anaknya terpampang di aplikasi kencan.
Tak terima anaknya dijual, ia lalu melaporkan kejadian itu ke polisi.
Polisi kemudian menggrebek hotel itu lalu membawa korban dan dua pemuda yang menjadi mucikari.
Mereka dibawa ke kantor Polrestabes Semarang.
Sayangnya, polisi melepaskan dua pemuda tersebut.
"Iya, anak saya dijual oleh dua pemuda tapi mereka dilepas saja tanpa diproses hukum," ujar Ayah Korban, Supriyono (41) kepada Tribunjateng.com, Jumat (4/3/2022).
Supriyono menuturkan, anak pertamanya terjerat praktik prostitusi online lantaran dibujuk oleh kedua pemuda tersebut.
Kedua pemuda itu masing-masing bernama Dimas Okky Nugroho dan Nico Ferdiyan Syah.
Kedua pemuda itu dikenal anaknya melalui teman perempuan anaknya.
"Jadi anak saya main di kos teman perempuannya. Di kos itu, anak saya ketemu dua pemuda tersebut, lalu membujuk anak saya agar mau untuk ikut prostitusi online," katanya.
Korban terbujuk oleh kedua pemuda itu lantaran korban masih labil apalagi saat itu ia kondisi kabur dari rumah.