Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Insiden PLTP Dieng

Memori Tragedi Kawah Sinila Dieng 149 Warga Tewas Karena Gas Beracun, Jauh Sebelum Insiden Geo Dipa

Insiden di PAD 28 PT Geodipa Dieng menewaskan seorang pekerjaan, serta beberapa orang dilarikan ke rumah sakit. 

Penulis: khoirul muzaki | Editor: rival al manaf
DOKUMENTASI WARGANET BANJARNEGARA
Screenshot video kiriman warga mengenai kondisi paska sumur bor di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geo Dipa di kawasan Dieng, Kabupaten Banjarnegara, yang memunculkan gas beracun, yang telah digaris polisi, pada Sabtu (12/3/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Insiden di PAD 28 PT Geodipa Dieng menewaskan seorang pekerjaan, serta beberapa orang dilarikan ke rumah sakit. 

Terlepas dari kasus itu, gas beracun menjadi satu di antara potensi bencana di wilayah dataran tinggi Dieng.

Dataran tinggi Dieng bukan hanya rawan bencana pergerakan tanah karena kondisi tanahnya yang berbukit.

Baca juga: Awkarin Trending Twitter Hapus Cuitan Soal Prank Lamaran, Batal Nikah?

Baca juga: Pameran Mobil Mitsubishi di Mal Ciputra Semarang Ada Cashback Hingga Rp 5 Juta

Baca juga: Firasat Rangnick Sebelum Manchester United vs Tottenham Diungkap, Ternyata Benar Ronaldo Hattrick

Gas beracun pun menjadi ancaman serius bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawah.

Dieng bahkan pernah memiliki catatan kelam terkait bencana erupsi dan gas beracun

Fisik Marjani (80), warga Dukuh Sidomulyo Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, telah berubah karena usia.

Tapi ingatan tentang tragedi letusan kawah Sinila tahun 1979 tak mungkin lupa. 

Ia menjadi salah satu warga yang beruntung karena selamat dari bencana yang mematikan ratusan warga itu. 

Dari catatan PVMBG, bencana Kawah Sinila terjadi pada Tahun 1979.

Embusan gas beracun menewaskan 149 warga di desa sekitarnya. 

Desa Kepucukan, wilayah yang terdampak bencana gas beracun bahkan kini sudah hilang atau dihapus secara administratif.

Sebagian penduduknya meninggal secara mengenaskan. 

Marjani satu di antara warga yang beruntung masih bisa melanjutkan hidup.

Ia dan warga lain yang tersisa seketika meninggalkan desa karena tak aman lagi ditinggali.

Marjani masih tinggal di kecamatan sama dengan desanya yang telah binasa, Kecamatan Batur.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved