Berita Semarang
Asyiknya Malam di Kawasan Kota Lama Semarang, Ravi Candera: Kanalnya Dibagusin Bisa Mirip Amsterdam
Akses kendaraan bermotor menuju daerah sekitar Gereja Blenduk atau GPIB Immanuel, Jalan Letjen Suprapto Semarang, ditutup.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ratusan orang berjalan kaki menelusuri jalan-jalan di pusat Kota Lama Semarang, Sabtu (26/3/2022) malam.
Akses kendaraan bermotor menuju daerah sekitar Gereja Blenduk atau Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel, Jalan Letjen Suprapto Semarang, ditutup.
Warga hanya boleh berjalan kaki ketika masuk ke area tersebut.
Baca juga: Kompas Terus Bergerak Benahi Anggur Warga Semarang
Baca juga: Asal Usul Sarekat Kere Semarang, Kelompok Gembel yang Pernah Ditakuti Bangsa Eropa di Semarang
Baca juga: Inilah Cikal Bakal Desa Wisata Budaya di Kabupaten Semarang, Yazid: Permadani Jadi Bukti Kebangkitan
Baca juga: Mujiono Kapok Abaikan TBC, Diderita Sejak 2015, Begini Kondisi Terkini Warga Rusun Kudu Semarang Ini
Pejalan kaki menjadikan suasana tempat peninggalan sejarah kolonial Belanda tersebut seperti city walk, bersamaan diberlakukannya car free night (CFN).
Dari pantauan Tribunjateng.com sejak pukul 21.00, warga berlalu lalang secara bebas di dalam area Kota Lama Semarang, sambil berfoto, menyantap sajian di restoran atau cafe di sana.
Ataupun juga mereka sekadar menikmati pemandangan di sekitarnya.
Warga Kota Semarang, Ravi Candera terkesima tiap kali datang ke Kota Lama Semarang.
“Peninggalan orang Belanda atau Eropa selalu memiliki nilai seni yang tinggi."
"Ini seperti di Amsterdam, cuma kurang kanal-kanalnya yang dibagusin lagi."
"Sudah bagus-bagus dibuatkan seperti ini sama orang bule, seharusnya diteruskan arsitekturnya di daerah lain,” ujar Ravi kepada Tribunjateng.com, Sabtu (26/3/2022).

Wajar saja, pada akhirnya masyarakat juga menjuluki Kota Lama Semarang sebagai Little Netherlands.
Ia sangat sering berjalan-jalan di sana.
Dia juga tak jarang pula mengendarai sepeda BMX-nya berkeliling.
Beberapa spot yang paling ramai dikunjungi pengunjung meliputi area Gereja Blenduk, Taman Srigunting, sekitar Marba, rumah akar pohon beringin dan sekitaran Spiegel.
Petugas di sana membatasi kunjungan warga hingga pukul 22.00.