Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Features

Ini Sosok Ayu Aryanti Siswi SMK Nyambi Jadi Tukang Sapu Demi Sang Ayah

Ayu Aryanti seorang siswi SMK di Purwakarta harus ikut membantu orangtuanya menjadi penyapu halaman rumah dinas.

Editor: rival al manaf
dok.dedi mulyadi
Kisah Ayu Pelajar Kelas 2 SMK yang Rela Jadi Kuli Nyapu Demi Sang Ayah 

TRIBUNJATENG.COM, PURWAKARTA - Ayu Aryanti seorang siswi SMK di Purwakarta harus ikut membantu orangtuanya menjadi penyapu halaman rumah dinas.

Hal itu dilakukan karena ayahnya yang sebenarnya memiliki pekerjaan tersebut kini mulai sakit dan kurang maksimal bekerja.

Ia tak ingin ayahnya kehilangan pekerjaan sehingga berpengaruh ke pendapatan keluarga.

Kisah Ayu Aryanti dibagikan anggota DPR RI Dedi Mulyadi.

Baca juga: BUAH BIBIR : Mahalini Tak Mau Buru-buru Menikah

Baca juga: Jokowi: Dalam Beberapa Minggu ke Depan, Harga Minyak Goreng Curah Akan Makin Terjangkau

Baca juga: Ini 10 Khasiat Baik Air Jahe Campur Serai bagi Tubuh

Baca juga: Polisi Buru Pelaku Teror Lempar Batu ke Mobil di Jakarta Selatan

Dedi dibuat menangis oleh seorang pelajar SMK yang bekerja membantu orang tuanya sebagai petugas kebersihan di rumah dinas Dandim Purwakarta.

Awalnya Dedi Mulyadi dan Dandim Purwakarta Letkol Arm Krisrantau Hermawan melakukan kegiatan olahraga bersepeda bersama. Sesampainya di rumah dinas Dandim, Dedi melihat seorang perempuan sedang menyapu halaman.

Rupanya perempuan tersebut bernama Ayu Aryanti . Ia merupakan anak seorang petugas kebersihan yang sudah sejak tahun 1995 bertugas di tempat tersebut.

“Setiap hari nyapu di sini? Sama siapa?,” tanya Kang Dedi Mulyadi.

“Iya, sama bapak. Saya mah cuma bantuin bapak, soalnya bapak sakit urat kejepit,” ucap Ayu.

Menurut Ayu ia sudah mulai membantu sang bapak menunaikan kewajibannya menyapu dan membersihkan lingkungan rumah dinas sejak kelas 8 SMP.

Kini ia pun telah duduk di bangku kelas 2 SMKN 2 Purwakarta.

Ayu mengatakan, sejak saat itu ia sering membantu meringankan beban pekerjaan ayahnya. Bahkan tak jarang adiknya yang masih kelas 3 SD juga turut membantu.

“Bersih-bersihnya setiap libur sekolah. Bangun jam 4 pagi, terus ke sini bersih-bersih dari jam 5.00 WIB sampai jam 07.30 WIB,” kata Ayu.

Usai bekerja membantu sang ayah, Ayu langsung pulang ke rumah untuk beres-beres rumah, mencuci dan menyetrika.

Selanjutnya ia membantu sang ibu berjualan aneka gorengan, mi instan dan agar-agar.

Tak hanya terampil dalam bekerja, Ayu juga mampu hidup sederhana dengan menyisihkan sebagian besar uang bekal dari orang tuanya dan uang saku dari Dandim Purwakarta untuk kebutuhan masa depan.

“Uangnya dicelengin di kaleng bekas kue, dibukanya setahun sekali. Uangnya buat beli cincin emas sama baju lebaran,” katanya.

Setelah bekerja, Dedi lantas menuju rumah Ayu di daerah Tegaljunti.

Di rumah tersebut Ayu tinggal bersama kedua orang tua dan adiknya. Sementara sang kakak sudah berkeluarga.

Meski hidup sederhana, rumah Ayu terlihat rapi dan bersih. Bagian dapur yang biasa digunakan untuk memasak dan berjualan pun terlihat bersih karena selalu dibersihkan.

Kang Dedi pun sempat melihat celengan yang diceritakan Ayu terbuat dari kaleng bekas makanan yang diberi lubang di atasnya, ditambah perekat agar tidak mudah dibuka.

Pada momen ini tangis Dedi pecah saat Ayu menceritakan cita-citanya menabung tahun ini untuk membeli sepatu dan tas.

Sebab sepatu dan tas yang kini dipakai belum pernah diganti sejak ayahnya sakit atau pada SMP silam.

“Ini anak bisa sukses karena menghadapi keprihatinan, pada saat anak-anak lain lagi puber dia nyapu bantu orang tua. Ini anak-anak hebat yang bakal sukses di masa depan karena sejak kecil sudah kerja keras,” tutur Dedi.

Menurut Dedi kepedihan dan penderitaan sering menjadi jalan dari Allah SWT untuk seseorang dalam meraih kesuksesan. “Saya selalu menganggap anak ini tidak menderita tapi sedang jalan menuju prestasi dalam hidupnya,” katanya.

Di mata Kang Dedi Mulyadi, Ayu tidak hanya dinilai baik karena mau membantu meringankan beban kewajiban orang tuanya dalam bekerja, tapi juga sosok perempuan yang akan sukses karena rajin menabung sejak kecil.

“Ayu adalah sepenggal kisah di zaman milenial ini yang sangat berbeda, berbeda dari teman-temannya, berbeda dari yang lain. Tapi perbedaan itu membawanya menjadi orang yang tumbuh sebagai pekerja keras, rajin menabung dan punya visi masa depan,” ucap Dedi.

Baca juga: HEADLINE : PPKM Segera Dihentikan, Pusat Perawatan Pasien Covid-19 akan Ditutup

Baca juga: Hasil Liga Inggris Hari Ini: Chelsea Ditahan Imbang, Manchester City dan Liverpool Buru Trofi Juara

Baca juga: OPINI Dr Aji Sofanudin : Tradisi Halalbihalal

Dalam kesempatan itu Dedi mengajak Ayu untuk berbelanja kebutuhan sekolah dan memberikan sejumlah uang sebagai bekal hidup keluarganya.

Melihat kegigihan, kerja keras dan kemandirian Ayu, Kang Dedi pun mengangkatnya sebagai anak angkat. Ayu pun diajak tinggal di rumah Dedi di Lembur Pakuan Subang.

Nantinya Ayu akan pindah sekolah ke Subang dan kelak akan disiapkan jenjang pendidikan hingga perguruan tinggi sesuai minat. Tidak hanya itu bakat dagang Ayu pun akan disalurkan dengan membuat warung atau toko.

"Ayu ini kan jurusan akuntansi, nanti bakat dagangnya juga bisa diasah, kalau mau nanti bisa buat warung atau toko kecil-kecilan. Karena Ayu ini berbakat jangan hanya lulusan SMK, tapi nanti dikuliahkan setelah lulus," ucap Dedi.

Ayu pun merasa senang dengan tawaran tersebut. Ia pun mau dan siap meraih kesuksesan melalui jalan kerja keras yang ditanamkannya sejak kecil. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kisah Ayu Pelajar Kelas 2 SMK yang Rela Jadi Kuli Nyapu Demi Sang Ayah, 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved