Banjir
Mbah Muhari Nemu Rejeki dari Banjir Rob Semarang, Sehari Rp 1 Juta
Perahu-perahu nelayan itu biasa bersandar di aliran hulu depan Polsek KPTE atau dekat jembatan pos 1 pelabuhan Tanjung Emas.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berkah rob di Tanjung Emas Semarang dirasakan oleh Muhari (60) pemilik perahu penumpang.
Pria yang akrab disapa Mbah Muh itu mampu mengantongi uang Rp1 juta lebih dalam sehari.
"Hari ini sudah narik 5 kali. Setiap narik sampai 10 penumpang. Tiap orang Rp20 ribu per tarikan.
Baca juga: Banyak Korban Banjir Rob Semarang Terserang Kutu Air, Jari Kaki Gatal-gatal dan Perut Mules

Jumlah itu belum semua karena nanti rencana jam 8 malam ada jadwal kapal bersandar sehingga banyak penumpang turun," terangnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (24/5/2022).
Ia mengaku, setiap hari bekerja sebagai penarik perahu penumpang khusus pemancing.
Hanya saja selama air rob tinggi otomatis perahunya tak laku.
Ia bersama 50 temannya lantas dadakan menjadi penarik penumpang kapal.
"Ya ini pekerjaan dadakan. Sebelumnya tidak pernah," ujar warga Bandarharjo, Semarang Utara itu.
Kondisi akses jalan menuju ke terminal penumpang kapal memang tidak dapat diakses sehingga perahu nelayan yang biasanya digunakan para pemancing menjadi alternatif.
Perahu-perahu nelayan itu biasa bersandar di aliran hulu depan Polsek KPTE atau dekat jembatan pos 1 pelabuhan Tanjung Emas.
Waktu tempuh dari titik perahu bersandar sampai terminal penumpang ditempuh selama 15 menitan.
"Di sini ada 50 nelayan dan perahu. Kami digilir. Kemarin yang sudah narik sekarang libur," papar Mbah Muh.
Menurutnya,dibandingkan hari biasa saat menarik penumpang mancing hasilnya memang berbeda jauh.
Sekali menarik penumpang mancing hanya mengantongi Rp 100 ribu sampai Rp200 ribu perhari.
"Ya hasilnya 10 kali lipat lebih tapi tidak setiap hari. Diomong untung ya tidak karena kehilangan penumpang mancing," jelasnya.
Sementara itu, penumpang Perahu, Asep mengatakan, hendak naik ke kapal di Terminal Penumapang.
"Lewat darat ga bisa jadi pakai perahu nelayan ini. Bayar Rp20 ribu perorang," katanya. (Iwn)