Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Karanganyar

Petani di Karanganyar Dapat Pendampingan Program FO4A, Berlangsung Selama Tiga Tahun

Program FO4A bertujuan menyediakan layanan ekonomi bagi keluarga tani, advokasi kebijakan yang mendorong lingkungan usaha yang lebih suportif.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/AGUS ISWADI
Penandatanganan kerja sama perwakilan pelaksanaan program FO4A dengan perwakilan petani di Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Kamis (2/6/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Kelompok tani di Kecamatan Jatiyoso, Jatipuro, Jumapolo, dan Jumantono (4J) mendapatkan pendampingan dalam rangka peningkatan pengolahan produksi pertanian dalam program Farmer Organization for Asia (FO4A).

Pendampingan tersebut akan berlangsung selama tiga tahun ke depan.

Program ini terbangun atas kerja sama dari beberapa pihak, seperti KSU Ngudi Makmur dengan lembaga UPADI, TRIAS, ASIADHRRA, AGRICORD.

Baca juga: KPU Minta Bantuan Polres Karanganyar, Backup Tahapan Pemilu 2024, AKBP Danang Kuswoyo: Kami Siap

Baca juga: Minyak Goreng Curah di Pasar Jungke Karanganyar - Stok Aman dan Harga Stabil Rp 16.000 per Kilogram

Baca juga: Kandang Komunal Disemprot Disinfektan, Jaga Stok Sapi Lokal Jelang Iduladha di Karanganyar

Baca juga: Begini Megahnya Gunung Lawu Melalui Bukit Ganduman Karanganyar, HTM Cuma Rp 5.000

Adapun bentuk kerja sama itu ditandai dengan MoU antara perwakilan dari program FO4A dengan kelompok tani di Gedung Serba Guna Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Kamis (2/6/2022).

Secara khusus, program FO4A bertujuan untuk menyediakan layanan ekonomi bagi keluarga tani, melakukan advokasi kebijakan yang mendorong lingkungan usaha yang suportif, serta memperkuat organisasi tani.

Disamping itu, meningkatkan pendapatan, kedaulatan, dan keamanan pangan.

Perwakilan Lembaga Asia Partnership for The Development of Human Resources in Rural Asia (ASIADHRRA), Elvy Gayosa menyampaikan, kerja sama ini dilakukan dalam rangka membangun kembali dan meningkatkan kemandirian petani tanpa harus bergantung dengan industri penghasil benih, bibit, dan pupuk kimia.

Sehingga dapat memperbaiki ekosistem yang ada saat ini.

"Tantangan petani sebenarnya sama, salah satunya biaya produksi mahal dan menurunnya harga jual."

"Kemudian biaya pupuk (mahal)," katanya kepada Tribunjateng.com, Kamis (2/6/2022).

Dia berharap, setelah tiga tahun ada perubahan terhadap kehidupan petani setelah mendapatkan pendampingan dalam program.

Pihaknya mendukung dan mendorong petani dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. 

Ketua Himpunan Tani Ngudi Makmur Jumapolo, Wagiyo berharap, kendala-kendala yang selama ini dialami para petani di wilayah 4J dapat teratasi dengan adanya program pendampingan ini.

"Setidaknya ini dapat membuka wawasan para petani."

"Syukur nanti bisa dikerjasamakan hasil pertaniannya," ucapnya. (*)

Baca juga: Menuju Pilkades Serentak di Kendal, Digelar di 62 Desa, Ini Pemetaan Potensi Kerawanannya

Baca juga: Wanita di Sukoharjo Ini Ketipu Luar Dalam, Tetangga Korban Menyaru Dukun, Dicabuli Alasan Ritual

Baca juga: PAD Parkir Kota Pekalongan Baru Tercapai Rp 325 Juta, Masih Jauh Capai Target

Baca juga: Bantuan Hibah Parpol Kota Semarang Nyaris Naik Dua Kali Lipat, Tiap Satu Suara Dapat Rp 5.000

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved