Berita Kendal
3 Pasar Hewan di Kendal Ditutup Sementara, Selama 15 Hari Mulai Akhir Pekan Ini
Selama penutupan berlangsung di tiga lokasi, tidak ada operasional jual beli atau transaksi hewan ternak untuk memutus rantai penyebaran virus PMK.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Pemkab Kendal bakal menutup 3 pusat perdagangan hewan (pasar hewan) selama 15 hari mulai 5 hingga 19 Juni 2022.
Penutupan pasar hewan itu di Kecamatan Boja, Sukorejo, dan Cepiring.
Hal tersebut dilakukan seiring lonjakan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi dan kerbau.
Baca juga: Harga Sejumlah Komoditi Kebutuhan Pokok di Kendal Melejit, Rawit Merah Naik 25 Ribu dari Sebelumnya
Baca juga: Pemkab Kendal Gandeng 100 Wirausahawan Muda
Baca juga: Delegasi Swiss Pantau Program S4C di Polifurneka Kendal, Ini Kata Mereka
Baca juga: Menuju Pilkades Serentak di Kendal, Digelar di 62 Desa, Ini Pemetaan Potensi Kerawanannya
Hingga, Jumat (3/6/2022), DPP Kabupaten Kendal mencatat ada 275 hewan ternak terpapar PMK.
Meliputi 9 kerbau dan 266 sapi yang tersebar di 29 desa atau 11 kecamatan.
Bupati Kendal, Dico M Ganinduto mengatakan, penutupan ini sudah sesuai Surat Edaran Menteri Pertanian Nomor 01/SE/PK.300/M/5/2022 pada 10 Mei 2022.
Yakni tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Ternak.
Serta SE Menteri Pertanian Nomor 02/SE/PK.300/M/5/2022 tanggal 18 Mei 2022 tentang Penataan Lalu Lintas Hewan Rentan, Produk Hewan, dan Media Pembawa lainnya di Daerah Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Menurut dia, penutupan operasional perdagangan hewan ternak ini dalam rangka mencegah penularan wabah PMK agar tidak meluas lagi di Kabupaten Kendal.
Selama penutupan berlangsung di tiga lokasi, tidak ada operasional jual beli atau transaksi hewan ternak untuk memutus rantai penyebaran virus PMK.
"Kami juga akan terus berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk dengan Pemerintah Pusat dalam penanganan wabah PMK ini," terangnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (3/6/2022).
Kata Dico, pemerintah daerah melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DPP Kabupaten Kendal terus melakukan berbagai upaya dalam penanganan kasus PMK.
Mulai dari tracing, testing, dan pemberian obat-obatan kepada hewan yang sakit.
Selain itu, lanjut dia, juga digencarkan sosialisasi, pembinaan, dan pengawasan kepada para pemilik hewan ternak untuk meminimalisir kegiatan sementara waktu.
Sehingga penyebaran PMK bisa ditekan lebih optimal.
"Upaya terus kami lakukan dalam menangani wabah PMK ini," tegasnya.
Kepala DPP Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati menambahkan, semua hewan yang terjangkit virus PMK menjalani karantina.
Kata dia, 31 di antaranya sudah membaik, sisanya masih dalam tahap pengobatan.
"Saat ini belum ada hewan yang mati karena PMK."
"Upaya penyembuhan terus kami lakukan," ujar dia kepada Tribunjateng.com, Jumat (3/6/2022).
Pandu menyebut, kasus tertinggi ada di Kecamatan Patean sebanyak 64 kasus.
Sedangkan terendah ada di Kecamatan Gemuh yakni 3 kasus.
Selain itu, wabah PMK ini juga ditemukan di Kecamatan Patebon, Cepiring, Kangkung, Pageruyung, Limbangan, Boja, Singorojo, Plantungan, dan Sukorejo.
Menurut dia, tracing terus dilakukan melalui pemeriksaan mobilitas ternak, peternak, pedagang ternak, dan peralatan ternak yang baru dibeli dari pasar hewan dalam maupun luar Kabupaten Kendal.
Dia berharap, upaya ini bisa meminimalisir potensi penyebaran virus PMK, meskipun tidak sepenuhnya menghentikan penyebaran virus dari potensi populasi hewan ternak di Kabupaten Kendal yang mencapai 79.687 ekor.
"Tiga pasar hewan ini mempunyai pasaran masing-masing."
"Ada Pon di Kecamatan Sukorejo, Wage di Cepiring, serta Kamis dan Minggu di Boja."
"Semua ditutup selama 15 hari," tegasnya. (*)
Baca juga: 201 Sapi Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku di Sragen, 5 Ekor Mati
Baca juga: Harga Migor Curah Naik, Pengrajin di Karanganyar: Naikan Harga Jual dan Perkecil Ukuran Produksi
Baca juga: Bupati Pati Haryanto Lepas Keberangkatan Jemaah Calon Haji
Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah di Karanganyar Tembus Rp 80 Per Kg, Pedagang: Tidak Berani Stok Banyak