Berita Semarang
Harga Cabai Setan Sentuh Rp 85.000 Perkilogram, Ini Penyebab Lonjakan Menurut Dinas Perdagangan
Harga cabai saat ini berkisar mulai Rp 60 ribu - Rp 85 ribu per kilogram. Harga bergantung pada jenis dan kualitas cabai. Sedangkan harga bawang merah
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: m nur huda
Urban Farming
Sementara Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kota Semarang mendorong masyarakat untuk melakukan gerakan urban farming. Langkah tersebut bisa menjadi upaya menyikapi adanya kenaikan komoditas pertanian, di antaranya cabai dan bawang.
Kepala Dispertan Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur mengatakan, urban farming menanam cabai dan bawang sudah banyak dilakukan di kalangan masyarakat. Diakuinya, panen juga tidak optimal akibat faktor cuaca.
Namun setidaknya, urban farming yang dilakukan masyarat bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga.
"Tanaman cabai dan bawang sudah banyak dilakukan di masyarakat, tapi panen juga tidak optimal karena jika cabai dan bawang hanya diproduksi di skala rumah tangga masih kecil," jelas Hernowo, Minggu.
Selain urban farming, Hernowo juga menyebut, mengubah perilaku konsumsi masyarakat dari cabai basah ke cabai kering atau bubuk cabai. Upaya ini menjadi salah satu cara menekan biaya saat harga cabai melonjak tinggi.
"Ini bisa jadi cara alternatif agar mengurangi pengeluaran masyarakat saat harga cabai saat ini sedang tinggi," ujarnya.
Diakuinya, harga cabai rawit di Kota Semarang memang sedang mengalami lonjakan. Namun, dia menilai lonjakan harga tidak seperti yang terjadi di Jakarta yang melonjak sangat drastis.
Kenaikan harga cabai dan bawang disebabkan faktor cuaca akibat curah hujan tinggi. Sehingga berpengaruh pada tingkat produksi. Tanaman cabai dan bawang merah mudah terserang jamur saat curah hujan tinggi.
Apalagi, lanjut dia, Kota Semarang bukan sentra produksi cabai maupun bawah merah. Harga di pasaran bergantung pasokan dari luar, semisal, Ungaran, Kendal, Demak, atau daerah lainnya. "Jadi otomatis, dampaknya berpengaruh pada kenaikan harga cabai dan bawang merah di Semarang karena dipasok dari daerah sekitar Semarang," katanya. (eyf/TRIBUN JATENG CETAK)