Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Thailand Legalkan Ganja, Kini Malah Timbulkan Masalah Baru, Warganya Gelar Pesta

Namun kebijakan Thailan legalkan ganja, justru menimmbulkan masalah baru. Pemerintah Thailand mengatakan, pihaknya berharap legalisasi ganja akan me

Editor: m nur huda
ISTIMEWA/Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand
Tanaman ganja dipamerkan dalam festival untuk membagikan 1 juta tanaman ganja gratis di Provinsi Buriram, Thailand, Jumat (10/6) lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, BANGKOK - Thailand menjadi negara Asia pertama yang melegalkan ganja dan konsumsinya dalam makanan dan minuman, dengan menghapusnya dalam daftar narkotika, mulai Kamis (9/6/2022) lalu.

Namun kebijakan Thailand legalkan ganja, justru menimmbulkan masalah baru.

Pemerintah Thailand mengatakan, pihaknya berharap legalisasi ganja akan membantu sektor pertanian dan penelitian medis ekonomi.

Namun, merokok ganja di tempat umum dapat melanggar undang-undang kesehatan, dan parlemen masih memperdebatkan rancangan undang-undang peraturan ganja.

Sejauh ini, belum ada kejelasan bagaimana ganja dapat digunakan secara legal.

Meski demikian, Thailand langsung merancang undang-undang pengendalian ganja di tengah kekhawatiran penggunaan yang berlebihan di tengah masyarakat. Hal itu juga terkait dengan sejumlah insiden tewas warga akibat over dosis mariyuana.

Wakil Sekretaris Permanen Kota Bangkok, Wantanee Wattana mengatakan, saat ini parlemen tengah menggodok RUU tersebut. Menurutnya, RUU itu sangat krusial, mengingat berbagai insiden terkait dengan penggunaan ganja dalam sepekan setelah dilegalkan.

Insiden itu mencakup kekurangan pengawasan ketika warga menggelar festival ganja, di mana ribuan orang mengisap mariyuana tanpa pengawasan ketat.

Minimnya aturan pengendalian itupun menjadi sorotan, tak lama setelah Thailand melegalkan penggunaan dan penanaman ganja untuk keperluan medis dan kosmetik.

Sejak awal, pemerintah menekankan bahwa penggunaan ganja untuk sekadar bersenang-senang tak diperbolehkan. Namun, tak ada aturan dan hukuman pasti bagi warga yang melanggar aturan.

"Tak ada langkah-langkah pengendalian selain omongan dari mulut ke mulut," ucap Ketua Organisasi Anti-Korupsi Thailand, Mana Nimitmongkol, kepada Reuters.

Pembahasan RUU itupun dianggap terlambat, karena parlemen membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk merampungkannya, sementara insiden terus terjadi.

Thailand pun hanya dapat "mengecer" sejumlah aturan yang diterapkan di tingkat-tingkat tertentu, seperti larangan ganja di sekolah. Aturan itu baru disahkan pekan lalu, setelah satu siswa diduga overdosis ganja.

Di tengah kepanikan itu, seorang aktivis yang menyerukan legalisasi ganja, Anutin Charnvirakul, menegaskan bahwa langkah pemerintah sebenarnya sudah betul. Namun, memang perlu pengawasan lebih.

"Kami melegalkan ganja untuk keperluan medis dan kesehatan. Penggunaan selain itu tak diperbolehkan, dan kita butuh aturan untuk mengendalikan itu," ucapnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved