Berita Jawa Tengah
Tolong Warga Jangan Cuci Jeroan Hewan Kurban di Sungai, Bisa Rugikan Ternak Lainnya
Tradisi mencuci jeroan hewan kurban saat Iduladha di sungai memang sudah menjadi kebiasaan di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Namun ini bahayanya.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sekretaris Disnakkeswan Jateng, Ignasius Hariyanta Nugraha meminta masyarakat Jawa Tengah untuk tidak mencuci jeroan hewan kurban di sungai.
Tradisi mencuci jeroan hewan kurban di sungai memang sudah menjadi kebiasaan di sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Musababnya, mencuci jeroan di sungai terhitung lebih praktis.
Baca juga: Pengemis di Semarang Ngamuk dan Lempar Sandal Gara-gara Tak Diberi Uang, Wajahnya Kini Viral
Baca juga: Viral Jok Motor Suporter PSIS Semarang Sobek Seusai Nonton di Stadion Manahan Solo
"Ya nanti Iduladha disarankan jangan mencuci jeroan di sungai untuk menghindari penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK)," katanya melalui Tribunjateng.com, Sabtu (25/6/2022).
Ia menjelaskan, anjuran tersebut hendaknya dilakukan sebab virus PMK dapat bertahan hidup selama 40 jam di air.
Aliran air sungai tersebut yang mengalir takutnya dikonsumsi hewan ternak.
"Kemudian air digunakan warga untuk menyiram rumput, lalu rumputnya dimakan ternak," terangnya.
Dia menyarankan,proses pencucian hewan kurban dilakukan di tempat penampungan.
Tempat itu dapat di luar ruangan, lalu air bekasnya ditampung di bak.
"Air bekas itu selanjutnya dapat disemprot disinfektan" jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemprov Jateng mengklaim 75.500 dosis vaksin PMK sudah seluruhnya tersebar di Jawa Tengah.
Vaksin tersebut melengkapi distribusi sebelumnya yang hanya sejumlah 1.500 dosis vaksin.
"Iya sudah didistribusikan ke 35 kabupaten kota."
"Sudah diambil semua oleh tiap wilayah," paparnya.

Baca juga: Hendi Jamin Wabah PMK Semarang Tak Ganggu Stok Hewan Kurban
Baca juga: Kronologi Wabah PMK Masuk Semarang, Temukan 3 Sapi Bergejala di Kecamatan Gunungpati
Distribusi Vaksin PMK
Dia mengatakan, rata rata perdaerah mendapatkan 100 hingga 5.000 dosis tergantung populasi hewan di kabupaten kota tersebut.
Di Jawa Tengah yang paling banyak mendapatkan vaksin PMK yakni Kabupaten Blora.
Tiap daerah juga sudah melakukan vaksinasi PMK seperti di Kota Semarang dan Kabupaten Grobogan.
"Tiap daerah priroritas semua hanya kami lihat populasi hewannya," tuturnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (25/6/2022).
Distribusi vaksin PMK juga akan terus berlanjut, sebab Pemerintah Pusat saat ini juga sudah memesan 2,2 juta vaksin PMK dari luar negeri.
Nanti juga akan diproduksi vaksin PMK mandiri yang dikembangkan di Surabaya Jawa Timur.
"Kami terus berupaya melakukan vaksin agar tidak memberikan dampak ekonomi dan memberikan rasa aman ke masyarakat," tuturnya.
DIa berpesan kepada peternak untuk menjaga kondisi kebersihan dan kesehatan hewan.
Hindari mobilisasi peternak ke kandang lain supaya menghindari terjadinya penularan yang disebabkan manusia.
"PMK tidak menular ke manusia, tapi manusia bisa menjadi pembawa virus ke hewan ternak berkuku belah," tandasnya. (*)
Baca juga: Kecelakaan Hari Ini di Karanganyar, Dua Motor Adu Banteng, Satu Tewas Karena Kepala Luka Parah
Baca juga: Lukai Puluhan Tentara Rusia, Seekor Kambing di Ukraina Dapat Julukan Pahlawan
Baca juga: Dalih Ruangan Penuh, Sunaryo Terpaksa Naik Kelas Dibebani Biaya Tambahan
Baca juga: Alasan PDIP Sulit Koalisi dengan PKS, Hasto: Dari Aspek Ideologi Memang Berbeda