Berita Karanganyar
Sapi Sehat Buat Kurban Tak Perlu Disuntik Vaksin PMK, Karena Bupati Karanganyar Pertimbangkan Ini
Kabupaten Karanganyar menerima alokasi 3.000 dosis vaksin dari Pemprov Jateng sebagai upaya pencegahan PMK.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - 1.500 sapi di wilayah Kabupaten Karanganyar telah menerima penyuntikan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK).
Berdasarkan informasi, PMK tersebar di beberapa titik meski tidak secara menyeluruh ada di satu kecamatan.
Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Jaten, Tasikmadu, Karanganyar, Jumapolo, Matesih, Tawangmangu, dan Ngargoyoso.
Baca juga: Terima Kasih UNS Surakarta, Hibahkan 11 Alat EWS, Terpasang di Wilayah Rawan Longsor Karanganyar
Baca juga: Karena Ini, Bupati Karanganyar Minta Ormas Bisa Bantu Saat Pemilu 2024
Kepala Dispertan PP Kabupaten Karanganyar, Siti Maesaroh menyampaikan, Kabupaten Karanganyar menerima alokasi 3.000 dosis vaksin dari Pemprov Jateng sebagai upaya pencegahan PMK.
"Populasi sapi di Karanganyar ada sekira 71 ribu dimana yang positif ada 300 ekor dan suspect 300."
"Dari 3.000 dosis, sudah disuntikan 1.500," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (1/7/2022).
Dia menuturkan, hingga saat ini ada 5 anakan sapi mati karena kekurangan ASI dari indukan yang terpapar PMK.
Adapun vaksinasi PMK dilakukan oleh petugas terhadap sapi yang sehat.
Menurutnya, sapi sehat yang digunakan untuk kurban disarankan tidak perlu divaksin.
"Karena vaksin dapat menimbulkan imunitas 1 bulan setelah disuntik," ucapnya.
Baca juga: Bupati Karanganyar Minta Persalinan Direncanakan Guna Antisipasi Kematian Ibu dan Anak
Baca juga: Hasil PPDB Online SMP di Karanganyar, Sembilan Sekolah Masih Kekurangan Siswa, Ini Penyebabnya
Bupati Karanganyar, Juliyatmono menambahkan, peternak diperbolehkan sapinya tidak disuntik vaksin karena untuk pertimbangan kebutuhan hewan kurban guna menghindari keraguan.
"Yang justru mau dipakai kurban, kalau sudah sehat jangan divaksin."
"Karena vaksin itu berpengaruh terhadap ketahanan badan (sapi)."
"Reaksinya kan mesti 1-2 minggu, padahal ini tinggal 10 hari, Hari Raya Iduladha."
"Berpengaruh misal sapi tampak kurang sehat karena sedang dalam proses membangun kekebalan."
"Nantinya malah dianggap bereaksi, kurang tertarik yang mau membeli sapi."
"Menghindari keraguan, sebaiknya yang sehat untuk kurban tidak perlu divaksin," terangnya melalui Tribunjateng.com, Jumat (1/7/2022).
Ketua Kelompok Ternak Ngudi Rejeki Popongan, Samingun mengungkapkan, hingga saat ini tidak ada sapi di kandangnya yang bergejala PMK.
Total ada 48 sapi milik anggota kelompok ternak.
"Yang divaksin 40 sapi, yang tidak divaksin 8 ekor karena untuk kurban, sudah laku," ungkapnya.
Pihaknya senang dan mengapresiasi langkah pemerintah dalam rangka pencegahan PMK dengan penyuntikan vaksin.
Pihaknya rutin melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang setiap pagi hari sejak awal Juni 2022.
Selain itu pihaknya juga membatasi kunjungan orang dan tidak mendatangkan ternak dari luar daerah guna mengantisipasi penyebaran PMK. (*)
Baca juga: Kembali Terjadi di Kabupaten Semarang, Bangkai Kambing Dibuang ke Sungai, Dimasukkan Karung Bagor
Baca juga: Usulan PPPK Tahun 2022 - Pemkab Pati Buka 849 Formasi Guru dan Tenaga Kesehatan
Baca juga: Apesnya Driver Ojol Semarang, Sabar Ditusuk Bolpoin, Motor Dibawa Kabur, Babak Belur Dikeroyok Warga
Baca juga: Transfer Richarlison Rampung, Dibanderol Rp 905 Miliar, Lini Serang Tottenham Hotspur Makin Kuat