Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kesehatan

Penjelasan Logis Soal Ketindihan, Bukan Karena Gangguan Mahluk Halus

Berikut ini adalah penjelasan logis tentang fenomena ketindihan, yang biasa dialami saat tertidur.

Editor: rival al manaf
(shutterstock)
lustrasi ketindihan atau sleep paralysis. 

Proses hypnagogic sleep paralysis

Saat tertidur, tubuh kita akan menjadi rileks secara perlahan.

Kesadaran mulai berkurang, sehingga kita tidak menyadari perubahan pada tubuh.

Namun, jika kita tetap tersadar saat tidur, kemungkinan kita tidak dapat bergerak atau berbicara.

Proses hypnopompic sleep paralysis

Selama tidur, tubuh beralih antara tidur REM (rapid eye movement) dan tidur non-REM.

Satu siklus tidur REM dan tidur non-REM berlangsung sekitar 90 menit.

Tidur non-REM terjadi lebih dulu selama lebih kurang 75 persen dari total waktu tidur kita.

Dalam siklus ini, tubuh menjadi rileks dan memulihkan diri.

Setelah akhir siklus tersebut, kita memasuki tidur REM di mana mata bergerak cepat dan mengalami mimpi, sedangkan otot-otot tidak diaktifkan.

Jika kita sadar sebelum siklus REM berakhir, tubuh kita tidak bisa bergerak dan mulut tidak dapat berbicara.

Faktor yang memicu ketindihan saat tidur

Sekitar 4 dari 10 orang mengalami sleep paralysis.

Kondisi ini bisa ditemui sejak anak menginjak masa remaja.

Baik pria maupun wanita dari segala rentang usia dapat merasakan ketindihan saat tidur.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved