Berita Kriminal
Benarkah Suwarni yang Hantam Anaknya 9 Kali Pakai Cor-coran Semen? Ini Penjelasan Polres Sragen
Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama mengatakan, membutuhkan 2-3 hari untuk mengetahui hasil autopsi
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Hasil autopsi jenazah Supriyanto (46), warga Dukuh Tlobongan, Desa Sidoharjo, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, yang tewas di tangan ibu kandungnya, hingga kini belum keluar.
Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama mengatakan, membutuhkan 2-3 hari untuk mengetahui hasil autopsi.
Proses autopsi dilakukan di RS Moewardi, Solo, beberapa jam setelah kejadian, Selasa (4/10) lalu.
Piter Yanottama mengatakan, ada beberapa alasan mengapa Polres Sragen melakukan autopsi terhadap jenazah Supriyanto.
Baca juga: Bawa 2 Balita, Ayah di Palir Semarang Tewas Tertimpa Pohon Jati, Ini Kata Saksi
Baca juga: Selama 30 Tahun Guru di Semarang Ini Jadi Korban KDRT, Kekerasan Fsik dan Seksual Dialami Tiap Hari
Baca juga: Ini Hal Pertama Dilakukan Ayah dan Anak Pembunuh Keluarga di Lampung Usai Jual Warisan Rp 300 Juta
Salah satunya, untuk memastikan atau membuktikan pengakuan pelaku dengan adanya bukti forensik.
Selain itu, juga ditakutkan ada pelaku lain.
"Saya hanya ingin memastikan, apakah orang mengaku membunuh itu langsung bisa dipenjara?
Kami takutnya, bukan dia pelakunya, ada orang lain. Semuanya harus kami kroscek,” kata Piter kepada wartawan, Kamis (6/10).
"Pakai apa membunuhnya? Batu, oh ada batu, ada bercak darah. Berantem nggak? Ternyata nggak.
Kalau berantem, kami cek tetangga, dengar keributan nggak," imbuh Piter.
Piter mengungkapkan, ada banyak kasus pembunuhan, dengan orang yang mengaku membunuh bukan pelakunya.
“Mereka hanya pasang badan untuk melindungi seseorang,” katanya.
Atas alasan itulah, Piter menyatakan, pihaknya melakukan autopsi terhadap korban.
Dari autopsi akan diketahui apakah benar luka-luka di tubuh korban sesuai dengan keterangan pelaku.
Uang Rp 3 Ribu, Jadi Modal 4 Kakek di Banyumas Rayu Anak 12 Tahun Agar Mau Disetubuhi |
![]() |
---|
Sekali Transaksi Dapat Rp 18 Juta, Buruh di Klaten Pilih Jadi Penjual Bayi Sempat Transaksi di Demak |
![]() |
---|
Rayuan Buaya Pak Kapolsek Perdayai Gadis 22 Tahun Hingga Hamil, Kini Enggan Tanggung Jawab |
![]() |
---|
Maling Ngaku Petugas PLN, Bocah SD di Rumah Sendirian Terperdaya Uang Ratusan Juta Raib |
![]() |
---|
Dosen Unika Weetebula Jadi Tersangka Karena Cabuli Anak di Bandara Ngurah Rai Bali |
![]() |
---|