Berita Pati
Semalam Dua Kecamatan di Pati Diterjang Banjir Bandang, Henggar: Perlu Kajian Komprehensif
Kalakhar BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, sekira pukul 22.00 area di sekitar RSUD Kayen terendam air setinggi pinggang orang dewasa.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, PATI – Banjir bandang melanda wilayah Pati bagian selatan, yakni Kecamatan Tambakromo dan Kayen, Kamis (13/10/12) malam.
Dilaporkan oleh Camat Tambakromo, Mirza Nur Hidayat, semalam banjir bandang menggenangi wilayah Desa Tambaharjo.
Sekira 500 rumah terdampak.
Ketinggian air di dalam rumah warga mencapai setengah meter.
Baca juga: Pengurus Masjid Baiturrahim Randukuning Pati Ditemukan Meninggal di Kamar Muazin Jumat Jelang Subuh
Tak hanya itu, fasilitas umum jalan desa juga terendam air.
Begitu pula Jalan Raya Kayen-Tambakromo yang terendam sepanjang sekira 700 meter.
Adapun di wilayah Kayen, sesuai laporan Kalakhar BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, semalam sekira pukul 22.00 area di sekitar RSUD Kayen terendam air setinggi pinggang orang dewasa.
Banjir bandang tersebut didahului hujan lebat di lereng Pegunungan Kendeng yang memicu luapan air sungai.
Jumat (14/10/2022) pagi, banjir bandang terpantau telah surut.
Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro seusai meninjau lokasi banjir di wilayah Kecamatan Kayen.
Baca juga: Pj Bupati Pati Henggar Salurkan Bantuan Baznas untuk Ratusan Pustakawan SD Non-PNS
Baca juga: Polres Pati Naik Kelas Jadi Polresta, Pj Bupati Henggar Budi Anggoro: Semoga Layanan Makin Inovatif
“Air sudah surut."
"Kami coba mencari solusi."
"Penyebabnya harus ditangani secara komprehensif."
"Karena di satu sisi, di atas (Pegunungan Kendeng) dulu banyak hutan, sekarang sudah beralih fungsi."
"Kemudian kondisi sungai dan saluran drainase juga perlu jadi perhatian,” kata Henggar kepada TribunJateng.com, Jumat (14/10/2022).
Menurut Henggar, banjir di Kecamatan Tambakromo sudah terjadi sejak Kamis (13/10/2022) sore.
Banjir bandang baru sampai ke wilayah Kayen pada malam hari sekira pukul 19.00.
Banjir bertahan beberapa jam sebelum surut.
Henggar tidak memungkiri bahwa banjir ini antara lain disebabkan oleh berkurangnya area tangkapan hujan di wilayah atas.
“Seluruh aliran permukaan menyasar ke titik terendah karena daerah tangkapan hujan di atas, yakni pegunungan yang dulunya ada hutan, sekarang jadi lahan pertanian."
"Di sisi lain, kami lihat saluran drainase di sana, sungai-sungai sudah banyak sedimentasi,” ujar dia.
Henggar menegaskan, penanganan banjir rutin di wilayah Kayen dan sekitarnya itu butuh penanganan komprehensif.
Baca juga: Banyak Temuan Kadar Yodium Garam Tak Sesuai Standar, BBPOM Gelar FGD Bersama Pelaku Usaha Pati
Tidak hanya pengerukan endapan di sungai dan saluran drainase, melainkan juga upaya menjaga daerah tangkapan hujan dengan melakukan reboisasi.
Namun pihaknya akan terlebih dahulu melakukan kajian komprehensif bersama pihak-pihak terkait.
“Sehingga air hujan tidak semuanya jadi aliran permukaan,” ujar dia.
Untuk mengatasi persoalan banjir yang tak kunjung usai dari tahun ke tahun ini, Henggar sudah berkomunikasi dengan pejabat terkait di Pemprov Jateng.
Untuk kemudian meneruskannya dengan pihak terkait di Pemerintah Pusat, terutama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
“Harus penanganan komprehensif, tidak hanya di satu spot."
"Semua harus ditata."
"Jangan sampai penanganan tidak tepat sasaran."
"Karena itu butuh kajian komprehensif secepatnya."
"Direncanakan akan dilakukan assessment sebagai pijakan menentukan langkah berikutnya,” tandas Henggar. (*)
Baca juga: Kata Mbak Ita Saat Kunjungi Warga Terdampak Banjir Mangkang Semarang, Prioritaskan Lansia dan Bayi
Baca juga: Terima Kasih BSB, Tugu Perjuangan dan Taman Ngaliyan Diresmikan, Mbak Ita: Kota Semarang Makin Indah
Baca juga: Sertifikasi Hotel Santika Pekalongan, Dahlia: Hasil Memuaskan
Baca juga: Sabu Dalam Kasus Irjen Teddy Minahasa Ternyata Dari Kasus Ini