Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Usia Lebih 412 Tahun, Pesantren Dondong Semarang Pernah Jadi Tempat Nyantri Kiai Sholeh Darat

Dari berbagai cerita, Ponpes Luhur Dondong adalah ponpes tertua di Jawa Tengah.

Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Agus Salim Irsyadullah
Santri di Pondok Pesantren Dondong Ngaliyan Semarang berbincang menghabiskan waktu sore di teras Pondok kompleks B pada Selasa (18/10/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebuah bangunan bertuliskan "Pondok Pesantren Luhur Dondong" dengan kombinasi cat hijau putih, masih berdiri kokoh di Kelurahan Wonosari Ngaliyan Semarang.

Konon, dari berbagai cerita, Ponpes Luhur Dondong atau biasa disebut Ponpes Dondong adalah ponpes tertua di Jawa Tengah.

Arsip Ponpes menerangkan, ponpes yang didirikan oleh Kiai Syafii Pijoro Negoro ini berdiri pada 1609 M pada zaman Mataram era Sultan Agung. Ada juga yang menyebut tahun 1612 M.

Dahulu, Ponpes Dondong berada di dekat pantai Panggung, Mangkang Kulon Utara. Namun, harus direlokasi lantaran sering tergenang banjir. 

"Informasi sejarah dari masyarakat, alumni dan para tokoh, mengatakan Kiai Syafi'i Pijori Negoro merupakan pejuang Mataram komandan pasukan Sultan Agung untuk melawan pasukan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur di Batavia, pada 1629,” cerita keturunan ketujuh pendiri Ponpes Dondong, Tubagus Mansor pada Selasa (18/10/2022). 

Sebelum menetap di Kampung Dondong, Kiai Syafii menurut cerita pria yang akrab disapa Gus Toba, menjadi satu di antara Komandan Pasukan Sultan Agung yang ikut menyerbu Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur di Batavia (Jakarta) pada 1629.

Usai penyerbuan itu, Kiai Syafii bermukim di Kampung Dondong dan mendirikan padepokan. 

Lambat laun, semakin banyak santri yang menimba ilmu di padepokannya, Kiai Syafii lantas merubah padepokan itu menjadi pesantren.

“Saat ini jumlah santri muqim ada 15 orang dari berbagai daerah. Namun, banyak juga santri kalongnya,” lanjutnya.

Meski tak memiliki banyak santri, namun Ponpes Luhur Dondong kental akan sejarah dalam warna pendidikan islam nusantara. Juga penghasil cikal bakal kyai-kyai masyhur di Indonesia.

Sebut saja, Mbah Sholeh Darat (Kiai Umar) yang dikenal sebagai guru Raden Ajeng Kartini, pengasuh Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo (1970) Kiai Mas'ud dan pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Bogor Kiai Zamhari. 

Lalu, ada juga Murid Kiai Ahmad, Mbah Wali Syafa generasi kelima dari Kaliwungu yang telah wafat.

"Mbah Sholeh Darat dulu juga pernah nyantri di sini. Namun, periode waktunya belum diketahui," imbuhnya.

Kini, sepeninggal Kiai Syafii yang wafat pada 1711, pengurus pesantren digantikan menantunya Kiai Abu Darda dari Jekulo Undaan Kudus. Abu Darda merupakan suami dari Nyai Rogoniah binti Kiai Syafi’i.

”Menurut cerita-cerita sih Mbah Abu Darda itu masih keturunan Sunan Kudus,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved