Ini Daftar 23 Obat Tanpa Kandungan Etilon Glikol yang Aman Dikonsumsi Menurut Kemenkes
Ini Daftar 23 Obat Sirup Tanpa Kandungan Etilon Glikol yang Aman Dikonsumsi Menurut Kemenkes
Penulis: non | Editor: galih permadi
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui RSCM Jakarta mendatangkan obat penawar bagi pasien gangguan ginjal akut misterius.
Hal itu dibenarkan Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyampaikan, pemerintah telah memberi antidotum yang didatangkan langsung dari luar negeri.
Syahril memastikan bahwa obat penawar tersebut tidak hanya diberikan untuk pasien di RSCM, tetapi juga diberikan kepada semua pasien gangguan ginjal akut misterius di Indonesia.
Antidotum adalah obet penawar yang mampu memediasi dengan mencegah penyerapan toksin agar menghasilkan efek yang baik.
Misalnya, dengan cara mengikat dan menetralkan racun, memusuhi efek organ akhir, atau dengan menghambat konversi toksin menjadi metabolit yang lebih toksik, sehingga bermanfaat untuk mencegah bahaya selanjutnya.
Pada pasien gangguan ginjal akut, penderita diberikan antidotum agar mengurangi dan menekan tingkat keparahan dari hasil zat beracun yang terserap oleh tubuh
Dalam kasus ini zat kimia tersebut adalah ethylene glycol-EG, diethylene glycol-DEG, ethylene glycol butyl ether-EGBE yang melebihi dosis aman.
Mekanisme Kerja Antidotum Sasaran terapi antidot ialah penurunan atau penghilangan intensitas efek toksik zat beracun.
Strategi dasar terapi antidot meliputi penghambatan absorpsi, distribusi (translokasi), peningkatan eliminasi dan atau penaikan ambang toksik zat beracun dalam tubuh.
Acute kidney injury (AKI) atau cidera ginjal akut yang sebelumnya disebut gagal ginjal akut (GGA)
Acute kidney injury adalah hilangnya fungsi ginjal secara tiba-tiba yang berkembang dalam tujuh hari.
Penyebab umum yaitu karena kerusakan pada jaringan ginjal yang disebabkan oleh penurunan aliran darah ginjal dari sebab apa pun.
Misalnya tekanan darah rendah, paparan zat-zat berbahaya bagi ginjal, proses peradangan pada ginjal.
Atau penyumbatan pada ginjal atau saluran kemih yang menghambat aliran urin.
AKI didiagnosis berdasarkan temuan laboratorium yang khas, seperti nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin yang tinggi.
Sehingga menyebabkan ketidakmampuan ginjal untuk menghasilkan jumlah urin yang cukup. (*)