Berita Batang
Warga Bersikukuh Tolak Pembangunan Masjid Kalipucang Wetan Batang, Abu Saeri: Apapun Alasannya
Awal mula perencanaan pembangunan dilakukan sejak zaman kepemimpinan Yoyok Riyo Sudibyo, kembali dilakukan pembangunan fisik pada awal 2022.
Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Pembangunan masjid di wilayah Desa Kalipucang mendapat penolakan warga karena dianggap tidak berizin hingga memiliki aliran wahabi, radikal, dan teroris.
Awal mula perencanaan pembangunan dilakukan sejak zaman kepemimpinan Yoyok Riyo Sudibyo, kembali dilakukan pembangunan fisik pada awal 2022.
Pembangunan tersebut memicu penolakan warga.
Pembangunan dianggap dilakukan tanpa sepengetahuan masyarakat.
Baca juga: Napi Kasus UU ITE Ditemukan Tewas di Dalam Tahanan Lapas Batang, Sebelumnya Sempat Minta Sarung
Pemkab Batang pun memfasilitasi pertemuan perwakilan Desa Kalipucang Wetan, Kecamatan Batang dengan pihak yang akan membangun masjid di wilayahnya, Senin (7/11/2022).
Mewakili keluarga besar Habib Ma'sum Baisa yang akan membangun masjid, Muhammad Rofii Mukhlis membantah anggapan dari warga tersebut.
Ia menjelaskan jika masjid tersebut tidak dikhususkan untuk aliran ormas Islam tertentu.
Bahkan, Habib Ma'sum merupakan teman akrab dari KH Said Aqil Siradj, mantan Ketua PBNU.
"Kami niatnya baik, beliau ini ahlussunnah wal jamaah."
"Cuma masjid ini tidak kepingin khusus NU, khusus Muhammadiyah, masjid ini ya miliknya orang Islam," ujarnya melalui Tribunjateng.com, Senin (7/11/2022).
Baca juga: Batang Jadi Tuan Rumah, 164 Karateka Ikuti Gashuku dan Ujian DAN Nasional
Bahkan, belakangan diketahui bahwa ketua takmir masjid tersebut adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Batang, Zainal Iroqi.
Rofii menambahkan, pembangunan masjid tersebut merupakan permintaan orangtua Habib Ma'sum.
Namanya disesuaikan dengan nama orangtua Habib Ma'sum, yaitu Nur Said.
Ketua BPD Kalipucang Wetan, Abu Saeri mengatakan, pihaknya mewakili warga menolak berdirinya masjid tersebut dengan alasan apapun.
Dia pun kekeh mempertahankan pendapatnya, bahwa apa yang disampaikan merupakan aspirasi dari warga.