Berita Blora
Beredar Kabar Ada Potongan Bansos di Tawangrejo Blora, Begini Faktanya
Penyaluran bantuan sosial (bansos) di Desa Tawangrejo, kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora menjadi ramai lantaran dianggap ada pemotongan.
Penulis: ahmad mustakim | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Penyaluran bantuan sosial (bansos) di Desa Tawangrejo, kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora menjadi ramai lantaran dianggap ada pemotongan usai pencairan.
Pencairan bantuan sosial dari mulai PKH, BPNT, BLT BBM tersebut dilaksanakan di Kantor Balai Desa Tawangrejo pada Kamis (25/11/2022).
Hal tersebut dihadiri oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Kepala Desa (Kades) Tawangrejo, Perangkat Desa, PT Pos (Penyalur) serta Pendamping PKH dari Kecamatan Tunjungan.
Pendamping Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Tunjungan, Nur Laili Hikmawati menegaskan bahwa tidak ada pemotongan dalam bansos tersebut terutama bantuan sembako.
Baca juga: Detik-detik Pemancing di Jambi Diterkam Buaya dan Diseret Masuk ke Sungai, Hingga Kini Belum Ketemu
Baca juga: Ditemukan Mayat Tersangkut Saluran Irigasi Samping Lapas Kelas IIA Sragen
Baca juga: Upah Minimum 2023 Ditetapkan, Ini Daftar UMP di Seluruh Indonesia, Jambi Naik 9,04 Persen
"Terkait pemotongan senilai Rp 300 ribu itu tidak benar, kemarin saya hanya mengimbau untuk KPM bisa membelanjakan sembako uang bantuan tersebut, khawatirnya tidak digunakan sebagai mana mestinya," ucap Nur Laili Hikmawati kepada tribunmuria.com, Jumat (2/12/2022).
Imei sapaan akrabnya menerangkan, ketiga bansos tersebut disalurkan secara utuh disaksikan stakholder dan seluruh KPM yang ada di balai desa Tawangrejo.
"Semua KPM mendapatkan utuh besaran uang tunainya, kecuali PKH itu nominal sesuai komponennya," terang Imei.
KPM Dukuh Pohgesik, Suwarni, menceritakan kronologi kejadian tersebut. Sebelumnya, dirinya bersama KPM lain menyiapkan persyaratan untuk bisa mengambil bantuan tersebut.
"Ini uang yang dipakai beli sembako, ini gimana baiknya?," ucap Suwarni.
Lanjutnya, untuk yang lansia, dulu bisa pakai surat kuasa, namun sekarang harus yang satu KK. Jadi sekarang pihak pos didampingi pihak desa yang terjun ke rumah-rumah.
"Nah saat hari kamis (25/11) pencairan itu, saya pikir mbak mei (pendamping PKH) tidak mengatakan itu pemotongan, justru malah menjelaskan rinci bantuan yang tengah disalurkan," jelas Suwarni.
"Mbak mei mengimbau untuk menyisihkan uang BPNT itu untuk sembako, jangan dibuat uang lain, karena itu bantuan untuk sembako," tambah Suwarni.
Biasanya, lanjut Suwarni mengatakan yang BPNT mendapatkan Rp 200 ribu untuk dibelikan sembako di e warung.
"Terus, bagaimana baiknya, karena harus diwujudkan sembako, kemudian harus setor struk belanja sesuai yang dibelanjakan. Dulu pernah, dapet uang terus belanja marik-marik (kesana kemari, red) kemudian kwitansi stempel difoto terus dikumpulkan di ketua KPM (mbak An)," papar Suwarni.
Karena imbauan tersebutlah, Suwarni dan teman KPM lainnya menitipkan uang Rp 300 ribu ke ketua kelompok KPM (Mbak An).