Bus Wisata Kecelakaan
Kecelakaan Bus Masuk Jurang Magetan: Sugeng Mimpi Lihat Rumah Anaknya Dipasangi Tenda
Kecelakaan bus masuk jurang Magetan telah menyisakan kesedihan bagi korban dan keluarganya.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Kecelakaan bus masuk jurang Magetan telah menyisakan kesedihan bagi korban dan keluarganya.
Seperti dialami Petrus Ignatius Sugeng sama sekali tidak menyangka, mimpinya beberapa waktu lalu jadi kenyataan.
Sugeng merupakan ayahanda Witri Suci Raharti sekaligus mertua dari Sutarjo. Witri dan Sutarjo meninggal dunia dalam kecelakaan bus di Jalan Raya Sarangan - Tawangmangu, Plaosan, Magetan, Jawa Timur.
Ditemui di rumah rumah duka, Sugeng mengatakan, sekitar seminggu lalu, ia mimpi melihat warga beramai-ramai memasang tenda di rumah Witri.
Baca juga: Cerita Yoga Warga Manyaran Semarang yang Selamat dari Bus Terjun ke Jurang di Magetan
Sebenarnya, ia ingin memberitahu anaknya agar tidak bepergian dalam sebulan ini. Namun belum sempat ia memberitahukan hal itu, nasib berkata lain.
Anaknya meninggal dunia dalam kecelakaan dan mimpinya jadi kenyataan, warta beramai-ramai pasang tenda di depan rumah Witri.
Witri dan Sutarjo merupakan warga RT 5 RW 2 Kelurahan Manyaran, Semarang Barat. Rem bus yang mereka tumpangi blong hingga akhirnya terjun ke jurang.
Selain Witri dan Sutarjo, kedua anak mereka, Restu dan Tata ikut berwisata. Kedua anak pasangan itu selamat.
Sugeng menambahkan, setelah tahu anak dan menantunya itu meninggal dunia, ia mengaku Witri hadir di mimpinya.
Menurutnya, dalam mimpi itu Witri memintanya untuk merawat cucu. Menurut Sugeng, pasangan Witri dan Sutarjo punya tiga anak. Anak pertama bekerja sebagai perawat di rumah sakit, anak kedua buka usaha bengkel, sementara anak ketiga masih duduk di bangku kelas 6 SD.
"Saya dalam keadaan setengah sadar. Witri seolah melayang dan bilang ke saya agar ngopeni putu," ujar dia, Senin (5/12)
Totalnya ada tujuh korban jiwa dalam kecelakaan, Minggu (4/12) kemarin.
Selain Witri dan Sutarjo, korban meninggal dunia lainnya adalah Kabul, Wachid, Sukini, Sumiati, dan Mochammad Barliyan.
Nama terakhir merupakan pengemudi Bus PO Semeru H 1470 AG.