Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kriminal Hari Ini

Nasib Mahasiswi di Semarang, Niatnya Ngadu Malah Kena Tipu, Tiap Bulan Menanggung Rp 950 Ribu

Dia berkoar di akun Twitter pribadinya dengan melampirkan tangkapan layar dari pengirim email adminbca@BCA.com dan tag akun resmi Hallo BCA.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
Mahasiswi dari satu kampus negeri di Kota Semarang terkena penipuan online hingga menelan kerugian Rp 8,5 juta, Kamis (5/1/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mahasiswi semester 8 kampus negeri di Kota Semarang, SF mengalami kerugian hingga Rp 8,4 juta akibat penipuan online bermodus akun bank BCA abal-abal. 

Kejadian tersebut bermula ketika gadis asal Brebes itu mengeluhkan soal data pribadinya yang dipakai di BCA, padahal dia bukan nasabah bank tersebut. 

"Saya terima email sehari dua kali yang memberitahukan data diri saya di mobile BCA pada 29 Desember 2022."

"Saya kira cuma spam, hari berikutnya ada email lagi yang pengesahan nasabah, sedangkan saya bukan nasabah BCA," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (5/1/2023). 

Baca juga: Alasan Pria Bertato Tusuk Pegawai Karaoke di Bandungan Semarang: Setia Kawan

Mendapatkan pemberitahuan tersebut, dia lantas berkoar di akun Twitter pribadinya dengan melampirkan tangkapan layar dari pengirim email adminbca@BCA.com.

Dia tak lupa memberikan tag ke akun resmi Hallo BCA.

Tak butuh lama, tweet tersebut langsung ditanggapi oleh tiga akun robot atau BOT pelaku pada Jumat (30/12/2022) siang.

"Ada tiga BOT nama akun sama semua, mengaku sebagai admin BCA atas nama Hendra," terangnya.

Pelaku yang mengatasnamakan BCA tersebut lantas bersikap ramah.

Lalu menawarkannya bantuan terkait penggunaan data pribadi SF di bank tersebut.

Syaratnya, korban diajak berkomunikasi lewat WhatsApp

"Pelaku kirim balasan banyak banget BOT."

"Salah satunya BOT WhatsApp pelaku, saya klik terus chattingan," ucapnya.

Baca juga: Potret Jeglongan Sewu Lubang di Jalan Mulai Muncul di Kota Semarang Usai Banjir, Bikin Ojol Jatuh

Pelaku lalu mengajak korban melakukan panggilan WhatsApp.

Ketika itu berjanji akan menonaktifkan datanya di akun BCA dengan berbagai syarat.

Seperti memberikan nomor rekening dan kode PIN bank.

"Habis itu uang di ATM sebesar Rp 900 ribu diambil," ujarnya.

Aktifkan Shopee PayLater

Tidak sampai di situ, pelaku meminta korban membuka aplikasi Shopee, lantas meminta klik profil dan buka bagian simpan pinjam.

Korban diminta melakukan tangkapan layar limit pinjaman di akun tersebut.

Ternyata limit di akunnya Rp 7.500.000.

"Karena Shopee PayLater saya sudah aktif, tinggal memasukkan nomor rekening."

"Pinjaman itu bisa langsung diproses dan prosesnya cepat banget," tuturnya.

Baca juga: 362 Siswa Siswi MAN 1 Banyuwangi Study Kampus ke UIN Walisongo Semarang

Tak sampai di situ, pelaku hendak menguras rekening di ATM lain dengan cara meminta nomor rekening baru kepada korban.

Pelaku bermodus hendak mengembalikan uang yang sudah diambilnya tersebut.

Pelaku meminta rekening dengan saldo minimal Rp 1 juta.

"Saya sendirian di kos, saya hubungi orangtua di rumah minta nomor rekening untungnya tidak sampai kasih," jelasnya.

Pelaku menutup teleponnya sembari meminta korban mencari nomor rekening lain.

Di jeda waktu itulah korban mulai sadar akan modus pelaku.

"Saya cek nomor di get contact ternyata nomor penipu."

"Setelah itu sadar saya hubungi lagi pelaku sudah tidak bisa," bebernya.

Akibat penipuan itu, kini dia harus menanggung pinjaman Rp 7,5 juta yang diangsur selama 12 bulan dengan cicilan per bulan 950 ribu.

Selanjutnya, dia melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian dengan mendatangi kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jateng, pada Kamis (5/1/2023).

Laporan itu telah diterima polisi.

Baca juga: Update Banjir Ungaran : Halaman Rumah Warga Sembungan Ungaran Kabupaten Semarang Masih Berlumpur

Dari penjelasan pihak kepolisian, korban sampai mengikuti perkataan pelaku karena ada celah bukan karena gendam.

Diakuinya, dia sendiri sedang banyak pikiran.

"Memang sedang banyak pikiran, jadi kurang fokus saat itu."

"Apa yang diomongin pelaku klik saja," ucapnya.

Dia pun mendapat informasi dari kepolisian sudah banyak laporan terkait kasus serupa. 

Atas kerugian yang dialaminya, kini tengah mengupayakan supaya pinjaman di akun Shopee bisa dihapus.

Soal uang pribadinya yang lenyap, dia sudah tidak berharap banyak.

"Ya, polisi juga bantu laporan ke perbankan dan pihak aplikasi agar tidak menjadi tanggungan."

"Sekarang sedang diproses," paparnya.

Terpisah, Dirreskrimsus Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio mengatakan, sasaran korban penipuan online memang tidak memandang bulu.

Bahkan, para korban banyak yang terjerat dari kalangan terpelajar.

Pihaknya kini terus menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), provider, dan lainnya.

"Pelaku bisa di mana saja sehingga perlu ada kerja sama dengan berbagai pihak," bebernya melalui Tribunjateng.com, Kamis (5/1/2023).

Dia menambahkan, Dirreskrimsus Polda Jateng telah membuka posko pelaporan terkait pinjaman online bagi masyarakat umum.

Posko tersebut masih terus membuka pelayanan pelaporan hingga sekarang.

"Kalau khususnya terkait dengan pinjol, sama investasi online, ada lagi dengan penipuan online modusnya hampir sama yakni dengan menggunakan media internet," paparnya. (*)

Baca juga: Trafik Broadband Telkomsel Tumbuh 11,6 Persen Selama Momen Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023

Baca juga: Inalillahi Wainaillahi Rojiun , Mustasyar PCNU Jepara KH Ubaidillah  Noor Umar Wafat

Baca juga: Tanggapan Walikota Tegal Dedy Yon Soal Video Jogetnya Bersama Biduan Viral di Medsos

Baca juga: Nikita Mirzani Bantah Dibantu Ferdy Sambo dalam Kasusnya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved