Berita Semarang
Ketekunan Adi Selama 6 Tahun Berbuah Manis, Petani Muda Asal Semarang Sukses Budidaya Mamey Sapote
Pemuda 27 tahun ini berhasil membudidayakan mamey sapote atau sawo raksasa, tanaman asal kepulauan Hawaii yang terkenal sukar untuk dikembangbiakan.
Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemuda asal Kecamatan Mijen Kota Semarang yang satu ini, patut diacungi jempol.
Jika kebanyakan anak muda sibuk mengisi waktu dengan bermain game atau hiburan lainnya, Adi Mungkas (27), justru bergelut dengan tanah dan pupuk.
Adi merupakan segelintir petani muda yang ada di Kota Semarang.
Lewat ketekunannya, pemuda 27 tahun itu berhasil membudidayakan mamey sapote atau sawo raksasa, tanaman asal kepulauan Hawaii yang terkenal sukar untuk dikembangbiakan.
Baca juga: Seribu Pelaku UMKM Kabupaten Semarang Dapat Tambahan Modal, Rp 1 Juta Tiap Penerima
Perjalanan Adi membudidayakan mamey sapote tak semudah membalik telapak tangan.
Adi butuh waktu 6 tahun agar tanaman mamey sapote bisa diambil bibitnya.
Berbagai proses telah dia jalani.
Kini pemuda yang tinggal di RT 02 RW 08 Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen itu telah punya tiga indukan mamey sapote.
Bibit hasil budidaya mamey sapote itu, telah dikirim ke Thailand hingga berbagai daerah di Indonesia.
Dari hal itu, Adi bisa meraup keuntungan ratusan juta Rupiah.
Pasalnya, satu bibit mamey sapote kelas ekspor bisa tembus Rp 10 juta.
Indukan mamey sapote yang dia tanam, diklaim jadi indukan tanaman sawo raksasa pertama di Indonesia.
Baca juga: Imlek Tahun Ini Jadi Hoki Bagi Feri Tio, Pengrajin Barongsai Asal Semarang Ini Kebanjiran Pesanan
"Kalau indukan mamey sapote saya tanam pada 2009."
"Bibit tersebut didatangkan langsung dari Hawaii oleh kakak saya," ucapnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (6/1/2023).
Selang 6 tahun, tanaman tersebut baru bisa diambil bibitnya dengan cara stek dan cangkok.
Pada 2014, Adi mulai melakukan budidaya bibit mamey sapote.
Setelah dirasa berhasil, Adi pun langsung memasarkan bibit-bibit tersebut melalui media sosial.
YouTube, Facebook, hingga jejaring media sosial lainnya, dia manfaatkan sepenuhnya untuk pemasaran bibit mamey sapote.
"Lewat media sosial banyak masyarakat berminat dengan bibit mamey sapote."
"Namun awalnya hanya para kolektor tanaman, karena sawo raksasa terbilang tanaman langka," katanya.
Seiring berkembangnya waktu, bibit sawo raksasa yang Adi budidaya terus diminati masyarakat.

Baca juga: Izin Usaha Terancam Dibekukan, Tiga Tempat Karaoke Bandungan Semarang Nunggak Pajak
Tak hanya kolektor tanaman, masyarakat biasa juga acapkali membeli bibit yang ia budidayakan.
Karena keberhasilannya, petani asal Thailand bahkan langsung memesan bibit mamey sapote ke Adi.
"Baru-baru ini para petani dari Arab Saudi minta bibit yang saya budidaya dikirim ke sana."
"Kendala saya hanya di pengiriman."
"Apalagi saat permintaan banyak dengan tujuan luar negeri," paparnya.
Progres penjualan bibit mamey sapote dikatakan terus membaiknya, meski beberapa waktu lalu dilanda pandemi.
Hal itu lantaran kelebihan mamey sapote yang memiliki buah berukuran jumbo hingga berat 4 kilogram.
Buah sawo raksasa juga memiliki nilai jual tinggi.
Di pasaran Indonesia per buah mamey sapote bisa tembus hingga Rp 400 ribu.
Baca juga: Fakta-fakta Banjir Bandang Dinar Indah Semarang: Tanggul Jebol, 1 Orang Meninggal, dan Mulai Surut
"Omzet paling banyak yang saya terima Rp 100 juta sekali transaksi."
"Karena setiap bibit bisa dihargai Rp 1 juta hingga Rp 10 juta," tuturnya.
Dia berucap, pertama kali bertani acapkali dicibir oleh rekan-rekannya yang lebih memilih bekerja di perusahaan atau kantoran.
Kondisi itu tak membuat Adi patah arang dan terus melangkah dengan budidaya mamey sapote.
Baginya, sektor pertanian adalah bidang dengan prospek cerah di masa depan.
"Kalau saya tidak malu jadi petani, karena pertanian bisa menghasilkan jika ditekuni," tambahnya. (*)
Baca juga: Tiga Pompa Dioptimalkan, BPBD Kudus: Mudah-mudahan Bisa Kurangi Ketinggian Air di Kecamatan Jati
Baca juga: Besok Sabtu Bupati Karanganyar Ngunduh Mantu, Ini Rekayasa Lalu Lintas Sekitar Gedung Kebudayaan
Baca juga: Profil Istri Wiji Thukul Mbak Sipon Meninggal Dunia, 24 Tahun Berjuang Mencari Suami yang Hilang
Baca juga: Statistik Timnas Indonesia Vs Vietnam Piala AFF 2022, Garuda Menang Serangan Kalah Penguasaan Bola
tribunjateng.com
tribun jateng
Pertanian
Semarang
Adi Mungkas
mamey sapote
Sawo Kepulauan Hawaii
feature
petani muda asal semarang
Kota Semarang Berawan, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Kamis 31 Juli 2025 |
![]() |
---|
Lomba HUT ke-80 Kemerdekaan RI Digelar Pemkot Semarang, Ini Rangkaiannya! |
![]() |
---|
Angka PHK Resmi di Kota Semarang Rendah, Realitanya: Banyak Pekerja Kontrak "Hilang" Tanpa Jejak! |
![]() |
---|
TPA Ilegal Terbongkar di Brown Canyon Semarang Setelah 1 Tahun Beroperasi, DPRD Turun Tangan! |
![]() |
---|
Titik Pelaku UMKM Semarang Antusias Ingin Coba Pasarkan Produknya Melalui E-Katalog |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.