Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tahun Baru Imlek

Berkah Imlek Bagi Ferry Chandra, 4 Hari Jual Pernak-pernik di Kudus, Omzet Naik 25 Persen

Pedagang Baju Mandarin Chongsam asal Kota Semarang, Ferry Chandra (38) bersama keluarganya membawa dagangannya ke Kota Kretek selama empat hari.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
Pedagang pernak-pernik Imlek memasarkan dagangannya di depan Kelenteng Hok Hien Bio Jalan Jenderal Ahmad Yani Getaspejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Selasa (10/1/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pernak-pernik Imlek mulai diburu masyarakat, meliputi asesoris, barongsai, hingga beragam pakaian atau baju Mandarin Chongsam.

Di Kabupaten Kudus, pernak-pernik Imlek laku keras dan telah disulap menjadi pundi-pundi Rupiah.

Pedagang sempat kewalahan memenuhi tingginya permintaan, bahkan omzet naik hingga 25 persen.

Seorang pedagang baju Mandarin Chongsam asal Kota Semarang, Ferry Chandra (38) bersama keluarganya membawa dagangannya ke Kota Kretek selama empat hari.

Terhitung mulai Sabtu (7/1/2023) hingga Selasa (10/1/2023) ini.

Baca juga: Pencuri Celana Dalam Wanita Beraksi di Kudus. Korban Keluhkan Sering Kehilangan Saat Dijemur

Baca juga: Banjir Kudus 2023 : Pemkab Kudus Mulai Uruk Jalan Berlubang

Kata dia, dagangannya cukup ramai diburu masyarakat.

Mengingat pada akhir pekan lalu ada kirab budaya perayaan Bwee Gee 2023 Kongco Hok Tek Tjing Sin yang dihadiri beberapa pendatang dari berbagai daerah. 

Selama empat hari berjalan, lanjutnya, Ferry mangkal di depan Kelenteng Hok Hien Bio Jalan Jenderal Ahmad Yani Getaspejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.

"Kami berdagang di Kudus sejak Sabtu (7/1/2023)."

"Pembelinya cukup lumayan, ada peningkatan dibanding 2019."

"Pemicunya karena dua tahun yakni 2020 dan 2021 tidak ada perayaan besar akibat pandemi."

"Jadi masyarakat pastinya kangen," terangnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (10/1/2023).

Baca juga: Puluhan Relawan Gabungan Patroli Keliling Kampung di Kawasan Terendam Banjir Kudus

Menurut Ferry, pakaian adat Tionghoa menjadi yang terlaris diburu pembeli dengan capaian penjualan lebih dari 100 pcs setiap hari.

Selanjutnya lebih dari 100 barongsai ludes diburu masyarakat dan berbagai aksesoris.

Dia menjelaskan, satu item barongsai dibanderol seharga Rp 45.000 hingga ratusan ribu Rupiah.

Sementara harga pakaian adat Tionghoa dibandrol Rp 35.000 hingga Rp 350 ribu semua kategori.

Mulai dari pakaian anak-anak hingga dewasa.

Biasanya, Ferry dan keluarganya mulai buka lapak pukul 07.30 hingga pukul 21.00.

Baca juga: Bertugas di Rutan Kudus Bukan Pengalaman Baru Solichin, Kini Resmi Gantikan Suprihadi

Pihaknya berencana mengisi Imlek pada 22 Januari 2023 dengan menyiapkan beragam pernak-pernik di Kota Semarang. 

"Kami jual barongsai, baju, aksesoris, hingga hiasan Imlek."

"Kami biasa jualan berpindah-pindah dan ini turun temurun dari orangtua," ucapnya.

Selama berwirausaha di bidang ini, Ferry sudah pernah memasarkan dagangannya hingga ke Bali, Madura, Jawa Timur, dan beberapa kota atau provinsi lainnya.

Khusus barongsai dia buat sendiri.

Namun, untuk aksesoris dan baju diambil dari Jakarta dan China secara langsung.

Pihaknya juga menerima permintaan pesanan dari beberapa kelenteng dalam rangka perayaan Imlek, pasar malam, HUT kelenteng, dan beberapa kegiatan lainnya. (*)

Baca juga: Pohon Bersejarah di Lawang Sewu Semarang Ditanam Kembali, Sempat Tumbang Diterpa Angin

Baca juga: Rezeki Penjual Lato-lato di Salatiga, Sehari Bisa Jual Seratus Buah

Baca juga: 5.000 Lampion Dipasang Menghiasi Kota Solo Jelang Perayaan Imlek 2023

Baca juga: Inilah Sosok Aiptu AR, Istrinya Kini Cabut Laporan Dan Tegaskan Tak Pernah Dijual Oleh Suaminya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved