Berita Olah Raga
Legenda Bulutangkis Indonesia Bicara Olimpiade 2024, Yuni Kartika: Ini Tahun Sulit Bagi Atlet
Tahun ini merupakan ajang bagi para atlet untuk mengumpulkan poin demi bisa bermain di Olimpiade 2024 di Paris.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Legenda bulutangkis tunggal putri Indonesia, Yuni Kartika menilai tahun ini merupakan tahun yang sulit untuk para atlet badminton.
Sebab, tahun ini merupakan ajang bagi para atlet untuk mengumpulkan poin demi bisa bermain di Olimpiade 2024 di Paris.
“Tahun ini tahun paling susah bagi para atlet, karena race to olympic."
"Maret 2023 mulai rebutan poin, tapi atlet mulai bertanding awal tahun karena untuk membiasakan untuk masuk ke jalur serius on track dalam pertandingan,” kata Yuni Kartika kepada Tribunjateng.com, Rabu (18/1/2023).
Baca juga: BPBD Kudus Waspadai Tanggul Kritis di Kudus
Baca juga: Bantuan Pascabencana Mengalir di Kudus, BI Salurkan 1.500 Paket Sembako di 4 Kecamatan
Sulitnya menembus gelanggang pertandingan di Olimpiade menjadi tantangan tersendiri bagi para atlet.
Pandangan Yuni untuk atlet Indonesia khususnya ganda putra Indonesia dinilai tidak ada masalah.
Misalnya pasangan Fajar/Rian yang berhasil merebut juara pada Malaysia Open baru-baru ini menjadi permulaan yang bagus dalam perebutan poin menuju olimpiade.
Kemudian untuk pasangan ganda campuran Rehan/Lisa, Rijal/Vita, dan Dejan/Glo optimistis bisa meriah tempat pada Olimpiade.
“Kemudian untuk tunggal putra untuk awal-awal ini semoga bisa berprestasi di India Open,” kata Yuni.
Lantas untuk atlet tunggal putri memang masih butuh untuk dimaksimalkan.
Meski belum ada yang 10 besar peringkat dunia, kata Yuni, saat ini ada progres peningkatan.
Misalnya untuk atlet bernama Gregoria Mariska Tunjung.
Baca juga: Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Kudus Capai Target, Lebih dari 100 Persen
Baca juga: Total Ruas Jalan yang Rusak di Kudus Bertambah
Untuk atlet ganda putri yang paling memungkinkan adalah pasanyan Apriyani/Fadia.
Hanya saja saat ini Fadia sedang cedera.
Jika memang cedera itu berlarut dan harus istirahat dalam tempo waktu tertentu itu berbahaya.
“Karena olimpiade persaingannya keras."
"Bukan hanya tidak boleh cedera, tapi juga harus siap stamina, karena setiap pemain terbaik ingin tampil di olimpiade,” katanya.
Apalagi dalam olimpiade hanya memberi ruang delapan tempat untuk masing-masing pria dan wanita dari setiap negara.
Hal itu menjadi tantangan tersendiri.
“Orang pasti mau olimpiade."
"Yang tidak diprediksi itulah olimpiade."
"Atlet itu tegangnya luar biasa."
"Sudah masuk tegang banget apalagi yang unggulan beban untuk menang."
"Kalau tidak menang keburu apa tidak menunggu empat tahun lagi,” kata dia. (*)
Baca juga: Ahmad Asror Berharap Energi Positif Hingga Akhir Tahun, Museum Batik Pekalongan Dibanjiri Pengunjung
Baca juga: Buruan Dapatkan Tarif KA Promo Edisi Imlek di Semarang, Bayar Cuma Rp 100 Ribu Kelas Ekonomi
Baca juga: Jalan Berlubang Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas Terlindas Truk di Jalan Kaligawe Semarang
Baca juga: Indekos Belakang PN Pati Didatangi Petugas Gabungan, 15 Pekerja Hiburan Malam Jalani Tes HIV/AIDS
tribunjateng.com
tribun jateng
Yuni Kartika
Bulutangkis
badminton
olimpiade
Kudus
Gregoria Mariska Tunjung
BREAKING NEWS, Yolla Yuliana Pamit, Nyatakan Pensiun dari Timnas Voli Putri Indonesia |
![]() |
---|
Tim Para Renang Jateng Bidik 14 Medali Emas Dalam Ajang Peparnas XVII 2024 |
![]() |
---|
Gantole Jateng Tambah Satu Perak PON XXI Aceh-Sumut 2024 |
![]() |
---|
Raih tiga emas, Sepak takraw Jateng Ulangi prestasi PON 2008 Kaltim |
![]() |
---|
Tim Basket Milik Raffi Ahmad RANS PIK Unggul Game 1 Babak Playoff 2023 Hadapi Dewa United |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.