Berita Ekonomi
Kenaikan Harga Beras Hingga Rokok Kretek Filter Picu Inflasi Jateng 0,32 Persen Januari 2023
Kenaikan harga komoditas beras hingga rokok kretek filter memberikan andil terbesar inflasi di Jawa Tengah bulan Januari 2023 yang sebesar 0,32 persen
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kenaikan harga komoditas beras hingga rokok kretek filter memberikan andil terbesar inflasi di Jawa Tengah bulan Januari 2023 yang sebesar 0,32 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat beras memberikan andil sebesar 0,09 persen, disusul cabai merah 0,07 persen, dan rokok kretek filter 0,05 persen.
Adapun turut memberikan andil yakni bawang merah dan cabai rawit yang masing-masing sebesar 0,03 persen.
"Komoditas penyumbang inflasi tentu saja pertama beras yang pada Januari 2023 ini mengalami kenaikan harga, kemudian cabai merah bulan ini tercatat mengalami kenaikan 18 persen lebih, dan ada juga rokok kretek filter," terang Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Jawa Tengah Arjuliwondo saat konferensi pers secara virtual, Rabu (1/2/2023).
Dijelaskan Arjuliwondo lebih lanjut, Inflasi tercatat merupakan gabungan dari enam kota di Jawa Tengah. Adapun gabungan dari enam kota itu mencatatkan IHK 113,7.
Dari enam kota IHK di Jawa Tengah, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,45 persen dengan IHK sebesar 113,95; diikuti oleh Kota Tegal sebesar 0,44 persen dengan IHK sebesar 115,20; Kota Purwokerto sebesar 0,37 persen dengan IHK sebesar 114,52.
Disusul lagi Kota Surakarta sebesar 0,32 persen dengan IHK sebesar 115,22; Kota Semarang sebesar 0,30 persen dengan IHK sebesar 113,19; dan inflasi terendah terjadi di Kota Kudus sebesar 0,27 persen dengan IHK sebesar 113,42.
Inflasi bulan Januari terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,26 persen.
Disusul terbesar lainnya adalah kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,76 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,65 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,59 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,11 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok transportasi sebesar -0,78 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,01 persen.
"Dari data bulan Januari kita lihat bahwa kelompok pengeluaran yang kita catat yaitu makanan, minuman, dan tembakau inflasinya 1,26 persen dengan andil 0,31 persen," sebutnya.
Di sisi lain, beberapa komoditas tercatat menjadi penyumbang deflasi bulan Januari 2023.
Terbesar yakni bensin memberikan andil -0,10 persen; telur ayam ras -0,04 persen; angkutan udara -0,04 persen; dan tomat -0,01 persen.
"Kalai kita lihat Januari ini dibandingkan dua tahun lalu, angka baik. Hanya saja memang kita lihat bulan-bulan selanjutnya, tahun 2022 lalu ada gejolak inflasi secara m-to-m.
Kalau kita lihat inflasi tahun ke tahun (Januari 2023 terhadap Januari 2022) di kota gabungan kita sebesar 5,51 persen dan itu lebih rendah dari Yoy yang terjadi desember 2022 mencapai 5,63 persen.
Mudah-mudahan kondisi yang akan membaik, inflasi kita akan terkendali seperti tahun 2020 dan 2021 dengan angka di bawah 3 persen," imbuhnya. (idy)
Pasca Panen Raya, Inflasi Jateng Masih Terjaga |
![]() |
---|
Tak Hanya Ramah Lingkungan, Penggunaan Biofuel Gerakkan Ekonomi Lokal |
![]() |
---|
Bahan Bakar Baru Digencarkan, Akademisi Ungkap Keunggulan Teknis Biofuel |
![]() |
---|
Pelaku UMKM Di Semarang Didorong Investasi di Pasar Modal |
![]() |
---|
Dorong Ekonomi Berkelanjutan, Kadin Kota Semarang Kolaborasi Perkuat Ekosistem Bisnis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.