Berita Semarang
Mbak Ita Minta Desain Simpanglima Kedua Semarang Direvisi
Pembangunan Simpanglima kedua mulai dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Simpanglima kedua ini berada di bundaran Taman Singosari.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pembangunan Simpanglima kedua mulai dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Simpanglima kedua ini berada di bundaran Taman Singosari.
Setelah membangun jalur baru Jalan Sriwijaya mulai dari Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal, Pemkot ini tengah menata Taman Singosari yang nantinya menjadi titik Simpanglima kedua.
Saat ini, pembangunan Simpanglima kedua sudah mencapai 30 persen. Namun, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta ada sedikit revisi desain Simpanglima kedua.
Ita, sapaannya, mengatakan, tembok taman terlalu tinggi sehingga menutupi pandangan arah berlawanan.
Menurutnya, tembok taman yang terlalu tinggi tidak mempercantik suasana namun justru seperti menjadi pulau baru.
"Saya lihat terlalu tinggi, tidak sesuai. Mestinya, dibuat yang bentuknya kaya terasering. Kemarin, temboknya tinggi sehingga menutupi pandangan berlawanan," ujar Ita, Selasa (7/2/2023).
Lebih lanjut, Ita juga meminta taman tersebut yang sebelumnya merupakan taman aktif dijadikan taman pasif. Dia menilai, taman pasif lebih cocok karena berada di tengah-tengah jalan besar. Jika dibangun taman aktif dikhawatirkan akan membahayakan.
"Selain itu, kalau taman aktif jadi kotor. Nanti buat persinggahan atau digunakan untuk hal-hal negatif. Sehingga, saya minta ada revisi untuk simpanglima kedua," tegasnya.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali mengatakan, akan segera menindaklanjuti arahan Wali Kota Semarang untuk revisi desain. Saat ini, progres pembangunan memang sudah mencapai 30 hingga 45 persen. Dengan adanya revisi desain, perlu ada pembongkaran namun tidak secara total.
Saat ini, pihaknya bersama konsultan sedang memproses revisi desian sesuai arahan wali kota. Dia memastikan, revisi desain selesai dalam waktu tiga hari dan pembangunan bisa dilanjutkan kembali.
"Nanti dibongkar tapi tidak dibongkar total, disesuaikan seperti arahan Bu Wali," ucap Ali.
Ali melanjutkan, mulanya taman tersebut didesain sebagai hutan kota. Namun, hal itu dinilai kurang tepat karena bisa menutupi pandangan sekitar bundaran.
Pihaknya akan menjadikan taman tersebut sebagai taman pasif dengan beragam tanaman berwarna-warni sesuai arahan Wali Kota Semarang.
"Awalnya seperti hutan kota, tapi Bu Wali menghendaki jangan sampai hutan kota menjadikan pandangan dari sebrang Wonderia sampai sebrang warung-warung tidak kelihatan," terangnya.
Ali membeberkan, taman Simpanglima kedua tersebut dibangun dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp 1,1 miliar. Namun, anggaran tersebut belum cukup untuk menjadikan kawasan sebagai Simpanglima kedua. Disperkim pun mengucurkan anggaran sekitar Rp 1,2 miliar untuk melengkapi.
Mal Terbesar di Indonesia Bakal Hadir di Kota Semarang, Serap 10 Ribu Tenaga Kerja |
![]() |
---|
Ternyata Olahraga, Makan Sehat dan Tidur Teratur Belum Cukup untuk Terhindar dari Penyakit Kronis |
![]() |
---|
Mengenal Reservoir Siranda, Warisan Kolonial yang Berfungsi Hingga Saat Ini, Aliri Sekitar Simpang 5 |
![]() |
---|
Reservoir Siranda Semarang Berisi Mayat, Dirut PDAM: "Sudah 2 Bulan Tak Dipakai" |
![]() |
---|
UNNES Gelar PKKMB, 11 Ribu Mahasiswa Baru Ikuti Rangkaian Kegiatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.