Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Nasib Pilot Susi Air Belum Bisa Dipastikan Disandera KKB atau Tidak, Panglima TNI: Tidak Ada Saksi

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono belum bisa memastikan pilot Philips Mark Methrtens (37) disandera KKB atau tidak.

Istimewa
Pesawat milik Susi Air dengan seri SI 9368 dilaporkan dibakar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023) pagi. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Nasib pilot pesawat Susi Air yang mengalami insiden di Nduga, Papua, masih tanda tanya. 

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono belum bisa memastikan pilot Philips Mark Methrtens (37) disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau tidak.

Belum adanya kepastian ini tak lepas karena tidak ada saksi yang mengetahui keberadaan sang pilot bersama lima penumpangnya.

Baca juga: Kapolri: Semua Penumpang Pesawat Susi Air yang Dibakar di Nduga Papua Sudah Bisa Dievakuasi

Yudo menyebut aparat saat ini masih mengobservasi keberadaan sang pilot.

"Kemudian perkembangan Papua ya sampai saat ini masih kita laksanakan observasi ya tempatnya di mana dan sebagainya, makanya untuk menentukan itu, yang pilot kan yang ditanyakan?" kata Yudo usai Rapat Pimpinan (Rapim) TNI di Museum Satria Mandala, Jakarta, Kamis (9/2/2023).

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menambah jumlah pasukan TNI setelah adanya pembakaran pesawat Susi Air di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menambah jumlah pasukan TNI setelah adanya pembakaran pesawat Susi Air di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua. (kompasTV)

"(Pilot) dibawa apa KKB atau enggak ini masih belum belum bisa dipastikan karena dari awal kan kita enggak ada saksinya di situ," sambung dia.

Yudo menjelaskan, usai pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY dibakar KKB, pilot dan lima penumpang tidak diketahui keberadaannya.

Ia juga tidak bisa memastikan pilot dan penumpangnya dibawa KKB atau menyelamatkan diri setelah pesawatnya dibakar.

"Saat dibakar, kemudian dia larinya ke mana, lari sendiri atau dibawa ini sampai sekarang belum, belum ada info.

Makanya saya juga bisa belum bisa menentukan itu ditahan atau tidak oleh KKB," ujar eks Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) itu.

Meski demikian, Yudo memastikan bahwa 15 pekerja yang tengah membangunan gedung Puskesmas Paro, Nduga, telah dievakuasi aparat.

KKB sempat mencurigai mereka sebagai anggota TNI dan BIN.

Bahkan, KKB sempat mengancam para pekerja pada Sabtu (4/2/2023).

Setelah mendapat ancaman, para pekerja lalu kabur.

"Yang jelas 15 orang pekerja yang kemarin menjadi ancaman sudah berhasil kita evakuasi bersama dengan masyarakat," imbuh dia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved