Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gempa Turki Suriah

WNI Korban Gempa Turki Kekurangan Pakaian, Hammam : Makanan Alhamdulillah Tiap Hari Sudah Dikasih

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kahramanmaraş, Hammam Ishthifaulloh ungkap persediaan pakaian terbatas

Kompas.com/Istimewa
Tim darurat mencari orang-orang yang tertimpa reruntuhan bangunan usai gempa Turki atau Turkiye di Gaziantep, Senin (6/2/2023). Hingga Selasa (7/2/2023), jumlah korban tewas di Turkiye dan Suriah mencapai lebih dari 5.000 jiwa. (AP PHOTO/MUSTAFA KARALI) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kahramanmaraş, Hammam Ishthifaulloh ungkap persediaan pakaian terbatas setelah terdampak gempa bumi di Turki pada senin (6/2).

Mahasiswa asal Kota Semarang yang sedang menempuh pendidikan S1 di Kahramanmaraş Sütçü İmam University, Turki ini mengaku membutuhkan pakaian lantaran pakainya tak sempat dibawa saat dia menyelamatkan diri dari gempa bumi.

"Kalau untuk barang saya sendiri, cuman handphone sama badan saya yang saya selamatkan kemarin, dan enggak sempat balik lagi ke apartemen karena sudah bahaya juga untuk masuk.

Sudah sangat parah kalau dimasukin takutnya kenapa-kenapa kalau balik (ke apartemen)," ujarnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Sabtu (11/2).

Mahasiswa jurusan ekonomi itu mengatakan untuk pakaian  masih agak sedikit  kurang karena terbatasnya bantuan donasi.

"Pakaian masih agak sedikit kurang cuman baru dapat beberapa," katanya.

Paska musibah itu, Hammam bersama sekira 100 orang mahasiswa Indonesia lainya sementara tinggal di wisma KBRI Turki.

"Kita tidak tahu di KBRI berapa lama nah untuk itu pakaian sangat kita perlukan seperti baju" ucapnya.

"(Sedangkan untuk) makanan alhamdulillah tiap hari sudah dikasih sama KBRI jadi insyaallah cukup kalau untuk makanan," imbuhnya.

Kampus yang ia gunakan untuk menempuh pendidikan S1 itu juga masih libur samapai waktu yang belum diketahuinya.

"Libur, kampus saya juga dibuat untuk posko penginapan korban bencana," bebernya.

"(Libur kuliyah) baru dikasih waktu sampai tangal 20 ini, dan setelah tangal 20 ini mungkin ada pengumuman baru lagi apakah segera lanjut atau bakal lama," jelasnya.

Hingga kini ia masih menunggu kabar mengenai perkuliyahanya itu, kendati sejumlah temanya sudah ada yang memiliki rencana pulang ke Indonesia.

"Kalau teman-teman mahasiswa sendiri beberapa ada yang merencanakan untuk pulang dulu ke Indonesia sambil menenangkan diri dan sambil menunggu kabar kuliah lagi," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa pihak KBRI juga telah membantu mengurus paspor-paspor yang hilang karena terdampak gempa.

"Sedang diurus, kemarin kita sempat dibagikan gogle form dan Senin insyaallah bakal diurus oleh KBRI," tutupnya.

Berita sebelumnya, Gempa bermagnitudo 7,8 yang menguncang Turki pada Senin (6/2) menyebabkan ribuan nyawa orang melayang dan sejumlah gedung-gedung menjadi runtuh.

Salah satu warga indonesia yang kini sedang berada di Turki dan menempuh Pendidikan S1 di Kahramanmaraş Sütçü İmam University, Hammam Ishthifaulloh mengaku berada di dalam apartemen saat terjadi gempa.

"Di dalam apartemen, bareng teman saya, pas keluar apartemen itu alhamdulilah-nya belum runtuh, tapi sekitar apartemen saya sudah banyak yang runtuh gedung-gedung apartemennya," ujarnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Sabtu (11/2).

"Barang saya cuman handphone sama badan saya sendiri  yang saya selamatkan kemarin, dan enggak sempat balik lagi ke apartemen karena sudah bahaya juga untuk masuk (ke apartemen)," imbuh Hammam yang juga Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kahramanmaraş.

Paska gempa tersebut mahasiswa jurusan ekonomi ini, mengaku kini telah berada dan tinggal ementara di wisma KBRI Turki bersama sekira 100 mahasiswa Indonesia lainya.

"Kondisi saat ini yang saya dengar dari teman kuliyah saya disana, alhamdulillah bantuan-bantuan sudah banyak yang datang dan mereka berharap bantuan-bantuan itu disalurkan merata ke posko yang telah disediakan Pemerintah Turki," bebernya.

Menurutnya, sampai saat ini Pemerintah Turki masih melakukan evakuasi korban jiwa maupun sisa reruntuhan bangunan akibat gempa bumi tersebut.

"Untuk Pemerintah Turki sedang melakukan evakuasi, kayak reruntuhanya, terus barang yang terjebak reruntuhanya sedang dievakuasi juga," ugkapnya.

Jumlah korban jiwa saat ini akibat gempa bumi Turki, kata dia, mencapai sekira 20 ribuan orang.

"Iya sekarang sudah sampai 20 ribuan orang meninggal untuk Turki sendiri itu," jelasnya.

"Di data Pemerintah Turki yang terupdate sekitar 10 kota (terdampaak gempa bumi)," imbuhnya.

Pria asal Kota Semarang ini, berharap semoga Negara Turki segera pulih supaya aktifitasnya dan masyarakat Turki dapat berjalan normal kembali.

"Semoga masyarakat Turki juga cepat pulih, cepat sembuh dari luka-luka dan semoga bisa cepat dapat hunian lagi," ungakpnya.

Hammam menambahkan bahwa ia tak tahu sampai kapan akan tingal bersama di wisma tersebut, dan ia juga tak tahu sampai kapan kampusnya itu libur. pasalnya hingga kini kampusnya masih digunakan tempat pengungsian korban bencana.

"(Libur kuliyah) baru dikasih waktu sampai tangal 20 ini, dan setelah tangal 20 ini mungkin ada pengumuman baru lagi apakah segera lanjut atau bakal lama," katanya.

"(Kerusakan kampus akibat gempa) enggak terlalu parah, cuman kayak retak-retak saja, enggak ada yang runtuh kalau di kampus," tutupnya. (*)

Baca juga: KULINER WONOSOBO : Cicipi Kuliner Khas Wonosobo Berkuah Kental Gurih, Mie Ongklok Longkrang

Baca juga: Cek Ramalan Horoskop Cina Minggu 12 Februari 2023: 5 Shio Memilih Hidup Work Life Balance

Baca juga: Jadwal dan Siaran Langsung PSIS Semarang Vs Dewa United Liga 1, Tonton Live Streaming di Sini

Baca juga: Klasemen PSIS Semarang Liga 1, Posisi Mahesa Jenar Anjlok Lagi

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved