Berita Semarang
Derita PRT Semarang Disekap Majikan Tapi Tak Kunjung Dilindungi Undang-undang, Ini Tuntutan Mereka
Kisah para PRT mendapatkan kekerasan bukan barang baru dan kasus itu semakin mudah terjadi akibat tidak ada payung hukum yang melindunginya.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kekerasan terhadap pekerja rumah tangga (PRT) kerap terjadi, tapi Rancangan Undang-undang (RUU) Perlindungan PRT tak kunjung disahkan.
Sepanjang RUU PRT tak kunjung disahkan, nasib PRT kian terancam.
Mereka rentan dan terus bekerja tanpa jaminan sosial.
Hal itu disampaikan Ketua Serikat Pekerja Rumah Tangga Merdeka (SPRTM) Jateng, Nur Khasanah, dalam aksinya di depan Gedung DPRD Jateng.
Dia ditemani pekerja rumah tangga, aktivis, dan pendamping hukum melakukan aksi tersebut dengan membawa payung, membawa perabotan rumah tangga seperti wajan dan spatula.
Perempuan satu anak itu menilai, RUU PRT harus segera disahkan demi jaminan hukum bagi para PRT.
Baca juga: Viral Di Medsos Terkait Surat Edaran Penangkapan Kucing Liar di Lingkungan Perumahan Semarang
Baca juga: Siswi SMA Loyola Semarang Bekali Diri untuk Persiapan Karantina Miss Grand Tourism Indonesia
"Kami menuntut dalam aksi kali ini yakni menuntut pengesahan RUU PRT."
"Jaminan pekerja rumah tangga ke jaminan sosial seperti BPJS," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (15/2/2023).
Kisah para PRT mendapatkan kekerasan bukan barang baru dan kasus itu semakin mudah terjadi akibat tidak ada payung hukum yang melindunginya.
Terbaru, ada PRT di Kota Semarang mendapatkan kekerasan oleh majikannya dengan cara disekap.
"Ada kasus PRT disekap majikan di Kota Semarang, sedang kami tindaklanjuti," bebernya.
Baca juga: Tingkatkan Literasi Digital Melalui Sosialisasi dan Perpustakaan Digital di Ungaran Semarang
Dia menyebut, Kota Semarang memiliki jumlah PRT terbesar ketiga di Jawa Tengah yakni di angka sekira 400 orang.
Jumlah tersebut belum angka secara menyeluruh lantaran tidak semua PRT terdata.
Kekerasan subur terjadi akibat PRT juga sangat minim mendapatkan akses informasi dan edukasi.
"Selama ini PRT tidak terakses informasi."
Pertumbuhan Pengembang Perumahan di Semarang Kian Pesat, Distaru Ingatkan Patuhi Aturan Tata Ruang |
![]() |
---|
Jumlah Feeder Trans Semarang Terbatas, Pengamat Transportasi Usulkan Menyentuh Banyak Perumahan |
![]() |
---|
Dana Operasional RT Rp25 Juta Cair, Wali Kota Harap Warga Kurang Mampu Tak Lagi Diwajibkan Iuran |
![]() |
---|
Trans Semarang Perlu "Obat" Serius: Peremajaan Armada hingga Restrukturisasi Manajemen |
![]() |
---|
Keluhan Warga soal BRT Trans Semarang: Mogok, Penuh, dan Bikin Terlambat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.