Tegal Berdedikasi
Kota Tegal Zero Kasus Leptospirosis Sejak 10 Tahun Terakhir
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tegal mencatat, belum pernah ditemukan adanya kasus leptospirosis dalam 10 tahun terakhir di Kota Tegal.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM,TEGAL- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tegal mencatat, belum pernah ditemukan adanya kasus leptospirosis dalam 10 tahun terakhir di Kota Tegal.
Leptospirosis sendiri adalah penyakit yang ditularkan melalui bakteri dari air kencing tikus.
Penularannya biasanya melalui kulit yang luka pada saat kontak dengan banjir, genangan air, lumpur atau selokan.
Kepala Dinkes Kota Tegal, dr Sri Primawati Indraswari mengatakan, media penularan penyakit leptospirosis biasanya memang melalui banjir.
Tetapi di Kota Tegal, kasus penyakit tersebut belum pernah ditemukan dalam 10 tahun terakhir.
Penyakit akibat banjir yang sering terjadi, antara lain gatal-gatal, ISPA, flu, pegel linu, dan cacing yang masuk ke kulit.
"Untuk penyakit leptospirosis di Kota Tegal tidak ada. Dari 10 tahun terakhir juga tidak ada," kata Prima didampingi Sekretaris Dinkes Kota Tegal, Yuli Prasetyo.
Prima menjelaskan, pihaknya selama ini sudah melakukan upaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya penyakit leptospirosis.
Selain tersedianya pos kesehatan, penyuluhan juga diberikan agar masyarakat selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Termasuk untuk meningkatkan personal hygiene.
"Kalau mau makan ya cuci tangan pakai sabun, habis buang air besar ya cuci tangan pakai sabun.
Kemudian makan makanan yang bergizi dan seimbang antara karbohidrat, protein, dan vitamin. Serta harus istirahat yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh," ungkapnya.
Menurut Prima, leptospirosis umumnya adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari air kencing tikus got.
Tetapi bisa juga dari air kencing sapi dan babi.
Biasanya muncul pada saat banjir sehingga perlu diwaspadai, terutama oleh anak-anak.
"Genangan air saat banjir itu harus dihindari, anak-anak biasanya malah senang berenang. Itu harusnya orangtua mencegah dan melarang," ujarnya.
Sementara untuk gejalanya, Prima mengatakan, sama seperti penyakit lainnya, ada demam, panas dingin, pegal linu, nyeri otot, dan mual muntah.
Bahkan ada yang matanya menjadi kuning.
Ia mengatakan, tingkat keparahan tergantung bakteri dari leptospirosis sudah sampai organ tubuh mana.
Kasus yang menyebabkan hingga meninggal dunia, biasanya karena bakteri sudah ke organ vital.
Oleh karena itu ia mengimbau, masyarakat harus segera berobat ke fasilitas kesehatan begitu merasakan gejalanya.
"Begitu ada gejala harus segera berobat. Tapi pencegahan itu lebih baik dari pada mengobati. Jadi masyarakat harus meningkatkan personal hygiene dan kesehatan lingkungan," pesannya. (fba)
Baca juga: Perbaiki Jalan Kabupaten, Pemkab Jepara Siapkan Anggaran Rp 21, 4 Miliar
Baca juga: Cuaca Cerah, Banjir di Sowan Kidul Jepara Surut
Baca juga: Desa Trangsan Sukoharjo Ditetapkan Jadi Desa Devisa
Baca juga: Senator DPD RI Abdul Kholik Ajak Pondok Pesantren Bersiap Kembangkan Potensi Perikanan
Alasan Sudirman Said Pulang Kampung dan Jadi Rektor UHN Tegal: Saya Berhutang Pada Negeri Ini |
![]() |
---|
Wali Kota Tegal Dedy Yon: Sinok Sitong Promotor Seni Budaya dan Wisata |
![]() |
---|
Dedy Yon Tekankan OPD Kota Tegal Harus Miliki Kinerja yang Berdampak ke Masyarakat |
![]() |
---|
Teken MoU, Kejaksaan Jadi Pengacara Pemkot Tegal Atasi Masalah Hukum Perdata dan Tata Usaha |
![]() |
---|
Dedy Yon: Sedekah Laut Kota Tegal Adat Penuh Makna |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.