Erupsi Gunung Merapi
Erupsi Gunung Merapi, BPBD DIY: Belum Ada Rekomendasi Evakuasi dan Mengungsi
Erupsi Gunung Merapi kembali terjadi sejak Sabtu (11/3/2023) hingga pada Minggu (12/3/2023) pagi. Namun, belum ada rekomendasi evakuasi warga.
TRIBUNJATENG.COM, YOGYA - Erupsi Gunung Merapi kembali terjadi sejak Sabtu (11/3/2023) hingga pada Minggu (12/3/2023) pagi. Namun, belum ada rekomendasi evakuasi warga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Biwara Yuswantana memastikan, masyarakat hingga saat ini belum direkomendasikan untuk mengungsi akibat erupsi Gunung Merapi.
"Belum (warga mengungsi) dan memang belum ada rekomendasi untuk evakuasi," kata Biwara kepada Kompas.com, Minggu (12/3/2023).
Menurutnya, pihak BPBD DIY menyerahkan masker ke BPBD Sleman untuk dibagikan ke masyarakat sekitar.
Selain itu, pihaknya juga meminta agar pos-pos pantau di Gunung Merapi meningkatkan ronda untuk kesiapsiagaan.
"Pos-pos pemantau Merapi yang di kawasan Sleman juga ditingkatkan ronda untuk kesiapsiagaan," ujarnya.
Pagi ini, Biwara mengatakan bahwa Merapi kembali memuntahkan awan panas guguran (APG) pada pukul 07.56 WIB.
Ia menjelaskan, jarak luncur awan panas kali ini mencapai 2.500 meter mengarah ke barat daya, yakni Kali Bebeng.
Kendati demikian, status Gunung Merapi masih berada di level III atau siaga sejak November 2020.
Dengan adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi dalam 24 jam terakhir, Biwara memastikan belum ada rekomendasi untuk evakuasi warga.
Diberitakan sebelumnya, hingga gunung Merapi pada Minggu pukul 00.00 hingga 06.00 WIB telah mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 6.000 kali.
Jarak luncur awan panas maksimum mencapai 2.000 meter ke arah barat daya. Pada periode waktu itu, visual Merapi tampak terlihat jelas.
Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 30-50 meter di atas puncak kawah.
Selain itu, teramati 7 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.700 meter ke arah barat daya.
Data kegempaan di Gunung Merapi, awan panas guguran sebanyak 6 dengan amplitudo 31-70 mm dan durasi 60.9-190 detik.
Sementara Vulkanik Dangkal sebanyak 6 dengan amplitudo 28-75 mm dan durasi 7.4-15.4 detik, serta Vulkanik Dalam sebanyak 1 dengan amplitudo 12 mm, S-P 0.5 detik dan Durasi 10.5 detik.
Hingga saat ini, potensi bahayanya adalah gugguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km, sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Aktivitas Merapi Meningkat, BPBD DIY Pastikan Belum Ada Rekomendasi untuk Mengungsi
Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Rabu Sore, 1300 Meter ke Arah Barat, Ini Daerah Potensi Bahaya |
![]() |
---|
Selasa Petang Gunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas, Berikut Lokasi Potensi Bahaya |
![]() |
---|
Selasa Siang, Gunung Merapi Luncurkan Guguran Awan Panas, Berikut Lokasi Terimbas Potensi Bahaya |
![]() |
---|
Kamis Malam Ini, Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran ke Arah Kali Bebeng |
![]() |
---|
Daftar 10 Desa di Kabupaten Magelang Tedampak Abu Vulkanik dari Erupsi Gunung Merapi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.