Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Subsidi Kendaraan Listrik Dikritik Buruh Pabrik, Rahmad : Unfaedah Untuk Masyarakat Kecil

Kendaraan listrik tengah jadi pembahasan hangat berbagai kalangan. Hal itu lantaran imbas dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat.

Penulis: budi susanto | Editor: Catur waskito Edy
budi susanto
Komunitas mobil listrik dari beberapa daerah saat berkunjung ke kawasan Kota Lama Semarang, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kendaraan listrik tengah jadi pembahasan hangat berbagai kalangan. Hal itu lantaran imbas dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat.

Kebijakan tersebut berupa pemberian subsidi untuk membeli kendaraan listrik.

Subsidi pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) itu bakal diterapkan pada 20 Maret mendatang.

Subsidi tersebut menjadi mengnet bagi masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik.

Apalagi Kementerian Perindustrian telah mengusulkan jumlah kendaraan yang akan mendapatkan subsidi.

Tak tanggung-tanggung, Kementerian Perindustrian bakal mensubsidi 200 ribu unit motor listrik.

Selain sepeda motor listrik, subsidi tersebut bakal menyasar ke 35.900 unit mobil listrik.

Bagi masyarakat menengah atas, pastinya hal tersebut sangat menggiurkan.

Namun lain halnya bagi masyarakat kalangan menengah bawah. Subsidi yang akan diberikan dirasa tak memiliki dampak positif.

"Sangat aneh sebenarnya, lewat kebijakan itu, sebenarnya pemerintah berpihak ke masyarakat kalangan bawah, pengusaha atau orang kaya," kata Rahmad Hidayat (46) satu di antara warga Semarang Tengah saat merespon kebijakan subsidi kendaraan listrik, Rabu (15/3/2023).

Ia mengaku masyarakat berpenghasilan rendah masih terbebani biaya hidup.

Namun pemerintah menghamburkan uang lewat subsidi kendaraan listrik.

Kondisi tersebut tak mencerminkan perhatian nasib masyarakat tingkat bawah.

"Kalau mau lebih baik harusnya masyarakat tingkat bawah diperhatikan nasibnya, benahi transportasi umum agar lebih nyaman dan dapat digunakan semua kalangan khusunya masyarakat berpenghasilan rendah. Bukan lewat subsidi kendaraan listrik yang tak berguna bagi buruh pabrik yang butuh mobilitas tinggi," tegasnya.

Apa yang disampaikan Rahmad berdasarkan pengalaman pribadi dan rekan-rekan yang bekerja di salah satu pabrik garmen di Kota Semarang. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved