Berita Banyumas
Mengintip Industri Kreatif Sandal Bandol Banyumas, Jadi Usaha Turun Temurun Warga Pasir Kidul
Sandal Bandol 'Ban Bodol' sudah dikenal sebagai salah satu industri kreatif di Banyumas yang mampu menghidupi warga sekitar.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Industri sandal Bandol "Ban Bodol" di Kelurahan Pasir Kidul, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, terus menggeliat.
Sandal Bandol 'Ban Bodol' sudah dikenal sebagai salah satu industri kreatif di Banyumas yang mampu menghidupi warga sekitar.
Usaha tersebut sudah dirintis warga setempat selama puluhan tahun yang kini diteruskan keturunan.
Salah satu pengrajin Sandal Bandol, Yani (42) mengatakan, per 3 hari bisa memproduksi 3 hingga 5 kodi sandal bandol.
Baca juga: 400 Ribu Warga Cilacap dan 190 Ribu Warga Banyumas Belum Tercover Jaminan Kesehatan
"Sehari bisa 3 sampai 5 kodi, untuk kira-kira per 3 harian."
"Satu kodi isinya 20 pasang sandal."
"Sedangkan harga per pasangnya Rp 11 ribu,itu kalau dari grosir, kalau harga toko beda lagi," terangnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (16/3/2023).
Dia mengatakan pesanan kebanyakan berasa dari luar Jawa.
"Ini adalah usaha keluarga turun temurun."
"Dalam pembuatan satu pasang bisa 2 jam."
"Hal itu karena tingkat kesulitan, kalau bandol asli itu cukup keras," katanya.

Baca juga: Load Factor Trans Banyumas 63.78 Persen, Tertinggi dari 10 Daerah Penyelenggara Buy The Service
Yani mengatakan, sudah merintis usaha sandal Bandol sejak 2000.
Ia mendapat bahan baku dari Jakarta.
Bagi masyarakat Banyumas sandal bandol biasa digunakan sehari-hari.
Sementara itu pengrajin sandal bandol, Trisno Yuwono (37) mengatakan, dirinya membuat sandal bandol dengan bahan karet campuran.
"Sekarang yang paling laku adalah sendal campuran antara karet dan busa."
"Dalam sebulan membutuhkan karet sekira 6 ton."
"Kadang kalau libur tidak produksi karena menunggu bahan baku datang," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (16/3/2023).
Baca juga: Warga Gugat Pemkab Banyumas R p20 Miliar, Minta Kembalikan Tanah yang Dijadikan Pasar Sangkalputung
Iapun menjual sandal bandol untuk harga grosir sekira Rp 11 ribu hingga Rp 13 ribu.
"Per kodinya sekira Rp 250 ribu."
"Kami belum pernah ada solusi dari pemerintah."
"Harapannya ada solusi entah modal atau alat," imbuhnya.
Dia mengatakan, pasar utama sandal bandol Banyumas berasal dari Kalimantan maupun Sulawesi.
Sedangkan pasar lokal berasal wilayah Pemalang. (*)
Baca juga: Kala Polisi Ikut Terjun Langsung Pantau Harga Bahan Pangan, Berikut Hasilnya di Blora
Baca juga: MAKIN MENGGELIAT, Awal Cuma 11 Kini Jadi 29 Desa Wisata, Semuanya Sudah Kantongi SK Bupati Cilacap
Baca juga: Waktunya Berburu Intip Ketan Khas Dhandhangan, Jajanan Klangenan Warga Kudus Sebelum Berpuasa
Baca juga: 145 Modin di Salatiga Dapat Dana Insentif, Sinoeng: Bantu Edukasikan Ojo Kawin Bocah, Ojo Kawin Nom
Banyumas Raih Dana Internasional Rp 2,4 Miliar dari UNCDF, Bupati Sadewo: Jurus Ndeso Dipuji Dunia |
![]() |
---|
Dekan FK Unsoed Kritik Keras Rencana RSPPU, Sebut Timbulkan Konflik Kepentingan Pendidikan Dokter |
![]() |
---|
Busuknya Kelakuan Pelaksana MBG di Banyumas, Keracunan Puluhan Siswa SD Berusaha Ditutupi |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: 70 Siswa SD di Banyumas Diduga Keracunan Massal Usai Santap Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Menteri PPPA Bongkar Fenomena Anak Jual Keperawanan: Mereka Korban Kegagalan Sistem |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.