Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Mengintip Industri Kreatif Sandal Bandol Banyumas, Jadi Usaha Turun Temurun Warga Pasir Kidul

Sandal Bandol 'Ban Bodol' sudah dikenal sebagai salah satu industri kreatif di Banyumas yang mampu menghidupi warga sekitar.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI
Seorang warga sedang membuat sandal bandol, di Kelurahan Pasir Kidul, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, Kamis (16/3/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Industri sandal Bandol "Ban Bodol" di Kelurahan Pasir Kidul, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, terus menggeliat.

Sandal Bandol 'Ban Bodol' sudah dikenal sebagai salah satu industri kreatif di Banyumas yang mampu menghidupi warga sekitar.

Usaha tersebut sudah dirintis warga setempat selama puluhan tahun yang kini diteruskan keturunan. 

Salah satu pengrajin Sandal Bandol, Yani (42) mengatakan, per 3 hari bisa memproduksi 3 hingga 5 kodi sandal bandol.

Baca juga: 400 Ribu Warga Cilacap dan 190 Ribu Warga Banyumas Belum Tercover Jaminan Kesehatan

"Sehari bisa 3 sampai 5 kodi, untuk kira-kira per 3 harian." 

"Satu kodi isinya 20 pasang sandal."

"Sedangkan harga per pasangnya Rp 11 ribu,itu kalau dari grosir, kalau harga toko beda lagi," terangnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (16/3/2023).

Dia mengatakan pesanan kebanyakan berasa dari luar Jawa. 

"Ini adalah usaha keluarga turun temurun."

"Dalam pembuatan satu pasang bisa 2 jam."

"Hal itu karena tingkat kesulitan, kalau bandol asli itu cukup keras," katanya.

Seorang warga sedang membuat sandal bandol, di Kelurahan Pasir Kidul, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, Kamis (16/3/2023).
Seorang warga sedang membuat sandal bandol, di Kelurahan Pasir Kidul, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, Kamis (16/3/2023). (TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI)

Baca juga: Load Factor Trans Banyumas 63.78 Persen, Tertinggi dari 10 Daerah Penyelenggara Buy The Service

Yani mengatakan, sudah merintis usaha sandal Bandol sejak 2000. 

Ia mendapat bahan baku dari Jakarta.

Bagi masyarakat Banyumas sandal bandol biasa digunakan sehari-hari.

Sementara itu pengrajin sandal bandol, Trisno Yuwono (37) mengatakan, dirinya membuat sandal bandol dengan bahan karet campuran.

"Sekarang yang paling laku adalah sendal campuran antara karet dan busa."

"Dalam sebulan membutuhkan karet sekira 6 ton."

"Kadang kalau libur tidak produksi karena menunggu bahan baku datang," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (16/3/2023).

Baca juga: Warga Gugat Pemkab Banyumas R p20 Miliar, Minta Kembalikan Tanah yang Dijadikan Pasar Sangkalputung

Iapun menjual sandal bandol untuk harga grosir sekira Rp 11 ribu hingga Rp 13 ribu.

"Per kodinya sekira Rp 250 ribu." 

"Kami belum pernah ada solusi dari pemerintah." 

"Harapannya ada solusi entah modal atau alat," imbuhnya.

Dia mengatakan, pasar utama sandal bandol Banyumas berasal dari Kalimantan maupun Sulawesi.

Sedangkan pasar lokal berasal wilayah Pemalang. (*)

Baca juga: Kala Polisi Ikut Terjun Langsung Pantau Harga Bahan Pangan, Berikut Hasilnya di Blora

Baca juga: MAKIN MENGGELIAT, Awal Cuma 11 Kini Jadi 29 Desa Wisata, Semuanya Sudah Kantongi SK Bupati Cilacap

Baca juga: Waktunya Berburu Intip Ketan Khas Dhandhangan, Jajanan Klangenan Warga Kudus Sebelum Berpuasa

Baca juga: 145 Modin di Salatiga Dapat Dana Insentif, Sinoeng: Bantu Edukasikan Ojo Kawin Bocah, Ojo Kawin Nom

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved