Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Melihat Bangunan Masjid Baitunnur Blora yang Dibangun Sejak Tahun 1772

Ribuan jamaah menunaikan salat jumat di Masjid Baitunnur Blora beralamat di Kelurahan Kauman, Kecamatan Blora.

Penulis: ahmad mustakim | Editor: rival al manaf
Istimewa
Tampak sejumlah jamaah usai menunaikan salat jumat di Masjid Baitunnur Blora beralamat di Kelurahan Kauman, Kecamatan Blora, tepatnya di jantung Kota Blora karena bersebelahan dengan Alun-alun Kota Blora. (TRIBUNMURIA/AHMAD MUSTAKIM) 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Ribuan jamaah menunaikan salat jumat di Masjid Baitunnur Blora beralamat di Kelurahan Kauman, Kecamatan Blora, tepatnya di jantung Kota Blora karena bersebelahan dengan Alun-alun Kota Blora.

Terdengar gesekan suara sandal silih berganti dengan suara qiroatil quran menggema di speaker masjid. 

Adzan pun berkumandang hingga para jamaah segera menempati shafnya.

Tak lupa untuk mendengarkan khotbah jumat hingga tiba waktunya iqomat.

Salat jumat pun ditunaikan para jamaah dengan hidmat dengan merapatkan shaf, sebab kerapatan shaf adalah bentuk kesempurnaan salat dalam agama islam.

Ahmad jamil, salah satu jamaah mengungkapkan, hampir setiap salat jumat di masjid ini ramai jamaah yang menunaikan salat jumat.

“Jumlahnya mungkin ribuan ini ya, soalnya sampai belakang. Belum yang di luar masjid, yang di halaman alun-alun Blora,” ungkap Ahmad Jamil kepada tribunmuria.com, Jumat (17/3/2023).

Pantauan tribunjateng.com di lokasi, jamaah mulai dari anak-anak, pelajar, para pekerja, hingga orang dinas bahkan orang yang tengah perjalanan yang singgah di masjid ini.

Untuk diketahui, Masjid Baitunnur Kompleks masjid ini terdiri atas bangunan induk dan serambi.

Bangunan induk beratap susun tiga. Pada bagian puncaknya terdapat mustoko dari logam. 

Komponen artefak kuno yang terdapat di masjid dan serambi antara lain mimbar dari kayu berukir, maksurah, dan 2 buah bedug. 

Selain itu terdapat prasasti berhuruf Jawa di atas ambang pintu masuk ke ruang utama dan angka tahun 1892 di daun pintu.

Pada pintu selatan terdapat angka tahun 1822 dan pintu sebelah utara 1310 H.

Masjid ini dibangun pada tahun 1722 dan pelaksanaan pemugaran pertama dilakukan oleh Bupati R.T. Djajeng Tirtonoto pada tahun 1774 dengan Surya Cengkala “Catur Pandhita Sabdaning Ratu”. 

Pada tahun 1968 dan 1975 dipugar oleh Bupati Supadi Yudhodarmo dengan tambahan bangunan menara.

Pada mimbar terdapat angka tahun dengan huruf Arab dan Jawa, dan terbaca 1718.

Sesuai dengan karakteristik masjid negara di Jawa mungkin juga di Indonesia, ada kaitannya dengan makam orang-orang yang dianggap penting seperti para raja dan wali. 

Tidak jauh dari Masjid Agung Blora, terdapat makam Sunan Pojok yang dianggap sebagai pendiri masjid ini. 

Sunan Pojok yang dimakamkan di Makam Gedong Blora, Jl. Mr. Iskandar 1/1 Blora, atau sebelah selatan Alun-alun Blora, merupakan makam pindahan yang dilakukan oleh R.T. Djojodipo, putra Sunan Pojok Blora.

Bahkan kini, Masjid ini sudah ada penambahan lebar tempat dengan ornamen kayu jati yang menjadi khas kota Blora. (kim)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved