Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pembunuhan Berantai Dukun Banjarnegara

Rani Pernah Ditelepon Orangtuanya dari Lokasi Pembantaian Dukun Banjarnegara, Sejak Itu No Tak Aktif

Polisi masih melakukan identifikasi terhadap para korban dukun pengganda uang asal Banjarnegara Mbah Slamet Tohari

Editor: muslimah
TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati
Proses evakuasi 10 korban pembunuhan yang dilakukan seorang 'dukun' pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Senin (3/4/2023). 

Keduanya yakni Panit Min Intelkam Polsek Gedong Tataan Bripka Gus Herwanto dan Briptu Yudha Fahri dari Unit Reskrim Polsek Gedong Tataan.

Anak kaget

Konferensi pers kasus pembunuhan yang dilakukan oleh dukun pengganda uang, Tohari alias Mbah Slamet di lokasi kejadian bersama Kapolres Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (4/4/2023).
Konferensi pers kasus pembunuhan yang dilakukan oleh dukun pengganda uang, Tohari alias Mbah Slamet di lokasi kejadian bersama Kapolres Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (4/4/2023). (TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)

Rani Dwi Ulandari, anak pasangan Suheri dan Rani menceritakan komunikasi terakhir dengan orangtuanya, Suheri dan Riani.

Rani terakhir berkomunikasi dengan kedua orangtuanya pada 8 September 2021.

Kala itu, sang ayah mengabarkan sebentar lagi akan pulang ke Pesawaran.

“Dia bilang sudah mau pulang dari lokasi daerah sana,” katanya dikutip dari Tribun Lampung, Kamis (6/4/2023).

Rani mengungkapkan pertemuan terakhirnya menjelang keberangkatan orangtua tersebut.

“Saat itu ayah pamit hendak bekerja, karena ayah merupakan bekerja sebagai pemborong,” ucap Rani.

Ditambahkannya, saat itu sang ayah mengaku hendak bekerja mengerjakan sebuah proyek pembangunan rumah di Pulau Jawa.

Dia mengatakan sang ayah akan bekerja di Semarang.

“Tetapi saat itu ayah bilang daerahnya bukan di Semarang tapi di Tulung Agung,” jawab Rani.

Rani teringat saat dirinya kerapkali bertanya mengenai kapan orangtuanya akan kembali ke rumah.

“Namun, hanya bilang nanti dan sebentar lagi,”

“Beberapa hari lagi,” 

“Terakhir ayah itu nelpon ga ke angkat pukul 17.30 pada 8 September 2021 sebelum lost kontak, dan setelah ditelpon balik sudah tidak aktif,” kenangnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved