Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pembunuhan Berantai Dukun Banjarnegara

Korban Dukun Slamet Sempat Berniat Menggeruduk ke Banjarnegara, Netizen Khawatir Kondisinya Kini

Akun Sastro Jendro bertanya pada anggota dalam grup tersebut tentang siapa saja yang pernah mendatangi Mbah Slamet di Banjarnegara

Editor: muslimah
KOMPAS.com FADLAN MUKHTAR ZAIN/Tangkap layar Facebook Sastro Jendro
Akun Facebook bernama Sastro Jendro menyinggung soal Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah, di grup Pesugihan Nekat. 

TRIBUNJATENG.COM -  Dukun palsu pengganda uang asal Banjarnegara, Slamet alias Tohari masih menjadi sorotan.

Kejahatannya di luar batas kemanusian dimana ia dengan entengnya membunuh para korban.

Mereka adalah yang sudah menyerahkan uang kepadanya untuk digandakan.

Total menurut polisi ada 12 korban yang dikubur Slamet di kebun miliknya, dekat Hutan Wanayasa.

Baca juga: Mulut Manis Slamet Dukun Banjarnegara saat Pancing Korban, Uang Dirampok hingga Ritual Salah

Baca juga: Mantan Kepala BIN Hendropriyono Penasaran Pengobatan Ida Dayak, Minta Obati Dengkulnya, Berhasil?

Proses evakuasi korban-korban pembunuhan yang dilakukan seorang 'dukun' pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Senin (3/4/2023). Dalam evakuasi terdapat 10 kantung jenazah korban dan proses penyelidikan masih dilakukan terkait adanya potensi penambahan korban lain.
Proses evakuasi korban-korban pembunuhan yang dilakukan seorang 'dukun' pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Senin (3/4/2023). Dalam evakuasi terdapat 10 kantung jenazah korban dan proses penyelidikan masih dilakukan terkait adanya potensi penambahan korban lain. (TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)

Diduga masih banyak lagi yang jadi korban Slamet.

Sebuah unggahan di media sosial Facebook diduga berkaitan dengan kasus pembunuhan dukun pengganda uang di Banjarnegara menjadi viral.

Dalam unggahannya akun bernama Sastro Jendro menulis di grup Pesugihan Nekat pada 13 Maret 2022.

Akun Sastro Jendro bertanya pada anggota dalam grup tersebut tentang siapa saja yang pernah mendatangi Mbah Slamet di Banjarnegara.

"Yang pernah datang ke Mbah Slamet Banjarnegara tunjuk jari," tulis Sastro Jendro.

Selang 2 minggu kemudian, Sastro Jendro kembali menyinggung soal Mbah Slamet di grup yang sama pada 30 Maret 2022.

Ia bertanya siapa saja yang pernah menjadi korban Mbah Slamet yang bertempat tinggal di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.

Tak hanya itu, ia juga mengajak para korban untuk menggeruduk pelaku bersama-sama sebelum bulan Ramadan.

"Yang pernah jadi korbane Tohari/Slamet (rumah) Balun, Wanayasa. Ayo kita gabung geruduk bareng-bareng sebelum puasa," ungkapnya.

Unggahan terakhir Sastro Jendro di grup Pesugihan Nekat bertanya tentang sosok Ali Imron atau Budi.

Diduga, sosok yang ditanyakan Sastro Jendro itu adalah BS, anak buah Mbah Slamet.

Setelah unggahan terakhirnya pada 9 April 2022, Sastro Jendro tak terlihat aktif di grup Pesugihan Nekat.

Sejumlah netizen kemudian mempertanyakan kondisi Sastro Jentro.

Hal ini terkait dengan ditemukannya 12 korban pembunuhan yang dilakukan Mbah Slamet yang hingga kini belum semuanya terungkap identitasnya.

Terkait kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi, berjanji pihaknya akan mengusut tuntas.

Pasalnya, pengakuan Mbah Slamet yang mengatakan sudah beraksi sejak 2020 sebagai dukun pengganda uang, dinilai mencurigakan.

Apalagi Mbah Slamet mengaku lupa siapa saja korbannya.

"Tetap kami lakukan pengembangan kasus karena kejadian ini sejak 2020."

"Sing mateni ae (yang membunuh saja) lupa, apalagi penyidiknya," ujar Luthfi kepada TribunJateng.com, Kamis (6/4/2023).

"Penyidik kami harus aktif agar kasus ini tuntas terungkap," imbuhnya.

Hingga Kamis, sudah ada 17 laporan mengenai orang hilang yang masuk di Posko Pengaduan Korban Mbah Slamet.

Semua aduan orang hilang tersebut kini digeser dari Polda Jateng untuk ditangani Polres Banjarnegara.

Keluarga yang melapor nantinya akan diperiksa mulai DNA maupun tes pendukung lainnya.

"Sudah ada 17 laporan orang hilang di posko tersebut," kata Luthfi.

"Perlu kami cocokan datanya apakah matching data korban Slamet Tohari dengan korban hilang yang dilaporkan," pungkasnya. (TribunSolo.com)

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved