Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pembunuhan Berantai Dukun Banjarnegara

Beredar Rekaman Korban Selamat Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet, Ogah Disuruh Makan dan Minum

korban selamat Mbah Slamet yang sempat menjadi pasien pada bulan Oktober 2021...Saya kan cerita kondisi saya saat itu sedang kolep. Faktor keadaan men

|
Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
KOMPAS.com FADLAN MUKHTAR ZAIN/Tangkap layar Facebook Sastro Jendro
Akun Facebook bernama Sastro Jendro menyinggung soal Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah, di grup Pesugihan Nekat. 


Orang tersebut mengaku pernah ditolong Mbah Slamet.


Saya kan cerita kondisi saya saat itu sedang kolep. Faktor keadaan mendesak, ekonomi yang kolep, jadi kebutuhan yang saya inginkan selain butuh untuk bayar utang, saya pengin ada modal usaha lagi," ceritanya.


Budi lantas mengenalkan korban dengan Mbah Slamet.


Saat bertemu Mbah Slamet, korban ditanya butuh uang berapa.


"Ya ditanyakan sama Mbah Slamet itu, keperluannya berapa biar usahanya jalan lagi gitu kan.


Akhirnya disepakatilah dengan angka sekitar Rp 5 Miliar.


Kesanggupan Mbah Slamet sanggup segitu," lanjutnya.


Mbah Slamet juga tak segan meminta upah Rp 150 Juta dari hasil penggandaan tersebut.


"Terus Mbah Slamet bilang, akan tetapi nanti saya minta upah. Upahnya duit yang dari kamu. Saya tanya 'berapa'. Rp 150 Juta. Disuruh ditaruh dulu di kardus Rp 11 Juta pertama, katanya sebagai tanda keseriusan. 


Ditaruh di kardus yang ada di ruangan itu,"


Korban selamat juga membuat kesepakatan di atas materai.


"Saya bikin kesepakatan, tulis, kalau tidak berhasil, uang saya kembali semua. Tanda tangan di atas materai," lanjutnya.


Berkaca dari pemberitaan masa lalu di Magelang, korban selamat itu sadar bahwa Mbah Slamet tidak memiliki pengganda uang. Ia curiga akan diracun oleh Mbah Slamet.


Ia pun sama sekali ogah makan dan minum di tempat Mbah Slamet.


"Kronologinya ya pas penagihan. Sebelumnya saya tidak menyangka akan sejauh itu. Tapi saya belajar dari pemberitaan masa lalu yang di Magelang kan.


Kasusnya kan mirip- mirip kaya di Magelang.


Jadi saya sudah antisipasi. Di rumah Mbah Slamet disuruh makan minum, saya enggak pernah mau.


Mbah Slamet itu enggak punya kemampuan apa-apa. Yang punya kemampuan bicara pinter itu Budi.


Kuncinya ada di Budi lah. Dari menjaring korban sampai mengantar ke lokasi," tandasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved