Berita Kesehatan
Luwingan Kaya Manfaat Mirip Buah Tin, Jarang Dimanfaatkan Masyarakat
Luwing atau luwingan (Ficus hispida) merupakan salah satu jenis Ficus yang banyak ditemukan di hutan.
TRIBUNJATENG.COM - Luwing atau luwingan (Ficus hispida) merupakan salah satu jenis Ficus yang banyak ditemukan di hutan.
Luwingan ini saat muda tumbuhan seperti semak namun kemudian setelah dewasa berubah menjadi pohon yang tinggi sesuai dengan kondisi habitatnya.
Tumbuhan ini memang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat, namun sejatinya Luwingan mengandung banyak manfaat.
Deskripsi
Luwingan merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh hingga 5 – 10 m tingginya dengan diameter batangnya mencapai 40 cm.
Batang Luwingan berwarna coklat, namun ada juga yang berwarna abu – abu dan bercabang banyak. Setiap ranting pohon luwing memiliki bulu kasar.
Daun Luwingan memiliki ujung daun runcing, helainya tipis seperti kertas, tepi daunnya bergerigi dimana permukaan atas dan bawahnya terdapat bulu kasar berwarna coklat. Bentuk daun luwingan yaitu lance, ovate, lonjong, agak tebal. Ukuran daunnya 7 – 35 × 3 – 16 cm. Ujung daun luwingan terdapat sepasang kelenjar lilin.
Umumnya pohon luwingan dapat menghasilkan buah ketika sudah mencapai usia 3 tahun. Setiap gerombol terdapat buah sebanyak 10 – 20 buah per tandan dan akan berbuah sepanjang tahun. Jenis perbungaan tanaman luwing adalah syconia, yang biasanya berkerumun di batang utama atau batang cabang tanpa daun terjumbai (Santoso et al., 2019).
Buah Luwingan muda berwarna hijau dan berubah kuning ketika masak. Buah luwing berbentuk bulat yang berdiameter 39,22 – 44,2 mm, di dalamnya terdapat biji kecil yang bentuknya oval (Firnanda et al., 2015).
Habitat
Pohon Luwingan merupakan tumbuhan tropis. Banyak tumbuh di hutan sekunder, tanah terbuka dan tepi sungai. Luwingan dapat tumbuh di tempat dengan ketinggian hingga 1200 mdpl (Santoso et al., 2019).
Kandungan fitokimia
Menurut Ali dan Caudary (2011), buah Luwingan mengandung senyawa bioaktif yaitu protein dan asam amino, alkaloid, sterol, fenol, karbohidrat, flavonoid, glikosida, saponin, dan terpena.
Kandungan Luwingan mirip dengan buah tin yang juga keluarga ficus, kandungan senyawa aktifnya sama, yaitu saponin dan flavonoid. Saponin berperan sebagai penghambat penyerapan kolesterol di usus dengan mekanisme membentuk senyawa kompleks yang besar dan tidak larut.
Hal ini menyebabkan kolesterol di usus akan dikeluarkan dari tubuh bersama dengan feses.
Adanya kegiatan penghambatan penyerapan kolesterol dapat dihitung dengan mengukur kadar sterol yang terbawa dan ada di dalam feses.
Tingkat kematangan buah mempengaruhi kadar saponinnya.
Kandungan saponin pada buah muda lebih tinggi lebih banyak dari buah yang matang. Banyaknya saponin menyebabkan buah muda akan berasa lebih pahit dari buah yang matang Senyawa flavonoid mempunyai peran dalam aktifitas biologi dan farmakologis yaitu sebagai antibakteri, abtitumor sototoksikm antiinflamasi, aktivitas alergi, dan inhibisi enzim. Kandungan senyawa flavonoid di dalam buah luwingan muda lebih rendah dari pada pada buah matang (Handayani & Fitria., 2019).
Manfaat
Luwingan di Singapura dimanfaatkan sebagai tanaman perindang.
Di India dimanfaatkan buah Luwingan sebagai bahan makanan dan obat – obatan tradisional.
Karena sifat farmakolisnya, buah Luwingan dimanfaatkan sebagai antidiare dan hepatoprotektor.
Bukan hanya buahnya, di India kulit kayu Luwingan digunakan untuk mengobati penyakit batuk serta ekstrak air panas kulit kayu kering luwingan digunakan untuk mengobati anemia, penyakit kuning, dan kusta.
Bagian akar, buah, daun, dan kulit batang Luwingan di Nepal dimanfaatkan sebagai bahan obat dan pakan ternak.
Di Bangladesh, akar keringnya dapat diminum bersamaan dengan air beras dan dapat mengurangi rasa sakit ketika menstruasi.
Sementara di Malaysia, ekstrak air panas daun luwingan dapat dimanfaatkan untuk membantu proses kelahiran.
Buah Luwingan umumnya bisa dimakan langsung, namun kadang menyebabkan pusing.
Selain itu, buah Luwingan dapat dicampur dedak sebagai pakan itik/ayam dapat meningkatkan produksi telur dan mengobati penyakit kulit pada hewan (Fitria et al., 2019).
Sebaran
Luwingan terdistribusi ke berbagai negara tropis diantaranya yaitu Indonesia, India, Thailand, Bengali, Tamil, Papua Nugini, Australia-Queensland, Sri Lanka, Myanmar, dan China Selatan (Lansky & Paavilainen., 2011). Pohon luwingan di Kesatuan Pemangkuan Hutan Konservasi (KPHK) Pati Barat terdapat di Cagar Alam (CA) Gunung Celering, CA Kembang, CA Keling II/III dan CA Keling I abc yang terletak di Kabupaten Jepara.
Penulis
Rifi Nur Rofiah (Fabio Unsoed)
Budi Santoso (KPHK Pati Barat)
Dokter Spesialis Syaraf di Banyumas Ini Ungkap Manfaat Terapi Sel Punca bagi Pasien Stroke |
![]() |
---|
10 Kelainan Sex Parafilia yang Bisa Diidap Pria dan Wanita: Puas Dilakban |
![]() |
---|
5 Manfaat Padel, Olahraga Seru yang Sedang Hits: Harus Punya Skill Tenis? |
![]() |
---|
7 Buah Cepat Naikkan Gula Darah, Terlihat Sehat tapi Penderita Diabetes Wajib Waspada |
![]() |
---|
Apa Itu Febris, GEA dan Abdominal Pain? Penyakit Dara Arafah Bocor: Kok Bisa Ya Dibilang Cuma? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.