OPINI
OPINI Wahyuningsih Rahayu : Wujudkan Merdeka Belajar dengan Koinviyou
MERDEKA belajar, bukan berarti belajar boleh tidakpun tidak apa-apa. Namun Merdeka belajar merupakan belajar yang difasilitasi guru
Oleh Wahyuningsih Rahayu, S.Pd, MPd
Kepala SD Negeri Batursari 5 Demak
(Sekolah Penggerak Angakatan 1)
MERDEKA belajar, bukan berarti belajar boleh tidakpun tidak apa-apa. Namun Merdeka belajar merupakan belajar yang difasilitasi guru untuk dapat melayani siswa sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, kondisi, serta lingkungan sekitar siswa.
Belajar tidak lagi harus duduk manis di dalam kelas, “tangane sedeku, mirengake Bu Guru, menawa didangu” (tangannya dilipat diletakkan di atas meja, mendengarkan Bu Guru, apabila ditanya). Tetapi merdeka belajar melayani siswa belajar di kelas maupun di luar kelas baik secara individu, kelompok, maupun klasikal.
Merdeka belajar ini sebagai slogan “Sekolah Cikal” sebagai program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sistem pembelajaran juga berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas.
Pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih leluasa dengan guru maupun teman sejawatnya, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter siswa yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia, berani, kreatif, mandiri, kritis, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi serta bergotong royong dengan sesama.
Pembelajaran tidak hanya mengandalkan sistem peringkat (ranking) yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasan yang multi sesuai dengan bidang masing-masing. Sehingga tidak ada istilah anak bodoh.
Semua anak memiliki potensi yang unik, yang dapat dikembangkan dengan merdeka belajar, hingga terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.
Nah, pembaca yang Budiman, berikut adalah salah satu contoh kegiatan sekolah yang wewujudkan merdeka belajar dengan Koinviyou dengan pendekatan STAR (Situasi, Tantangan, Aplikasi, dan Resulf/Refleksi).
Situasi
Merdeka belajar mulai ditekankan dalam implementasi kurikulum padadigma baru, yang wajib dilaksanakan dalam Program Sekolah Penggerak (PSP). Salah satu sekolah penggerak Angkatan 1 adalah SD Negeri Batursari 5.
Oleh karena itu, merdeka belajar di sekolah ini sejak tahun pelajaran 2021/2022 kelas 1 dan 4 mulai diterapkan.
Sebagai sekolah yang menerapkan kurikulum baru dengan segala aktivitas yang harus mewujudkan merdeka belajar dengan profil pelajar Pancasila, maka harus mempersiapkan diri dan bekerja keras untuk melangkah dengan tindakan baru. Apalagi pembelajaran sebelumnya dilakukan secara daring selama masa pandemic covid 19.
Pembelajaran selama masa pandemi covid 19 dilakukan dengan memanfaatkan google classroom, google meet, zoom, web sekolah, serta (whatsAps) wa group paguyuban sekolah.
Selama pembelajaran daring siswa belajar dari rumah dengan memanfaatkan gadget (HP Android) ataupun laptop orang tuanya masing-masing. Akibatnya sebagian besar siswa terbiasa bermain gadget setiap hari.
Bahkan karena kurangnya kontrol orang tua, siswa kadang bermain game sampai larut malam. Dampaknya terasa ketika sekolah mulai diizinkan pembelajaran secara tatapmuka. Siswa cenderung menurun disiplinnya serta memiliki semangat belajar yang rendah. Setiap hari siswa masih saja ada yang terlambat dengan alasan karena bangun siang.
Ketika beberapa siswa ditanya, mereka menjawab lebih suka bermain atau belajar dengan gadget daripada belajar tatap muka. Dari beberapa siswa yang disurvey ternyata 57 persen memilih bermain gadget sepanjang hari (lebih dari 4 jam), 22 % memilih bermain gadget setelah pulang sekolah dengan waktu (2-3 jam), dan 21 % memilih bermain gadget setelah belajar (0-1jam).
Dengan kondisi tersebut, maka sekolah sebagai salah satu sekolah penggerak memiliki tantangan yang harus bisa mewujudkan merdeka belajar dengan Profil Pelajar Pancasila serta karakter Oh Darling (Orng Hebat Sadar Lingkungan) dan OK Darsi (Orang Keren Sadar Prestasi).
Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam mewujudakn merdeka belajar, antara lain sekolah harus mampu untuk menerapkan kinerja yang smart dalam pembelajaran. Semua guru mau tak mau, suka tidak suka harus menguasai TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) agar dapat mengimplementasikan merdeka belajar dengan literasi digital.
Semua guru baik guru kelas maupun guru mata pelajaran hendaknya mampu melayani siswa dengan perlakukan yang berdiferensiasi agar merdeka belajar terwujud. Guru harus inovatif dalam menyelenggarakan pembelajaran yang mampu melayani kebutuhan, potensi, perbedaan siswa.
Pembelajaran dituntut untuk bisa melayani pembelajaran berdasarkan potensi dan keinginan individu serta lingkungan agar mencapai tujuan yang maksimal. Menurut pembaca, apa yang harus dilakukan sekolah?
Dari tantangan itu, sekolah perlu mencari solusi agar siswa fokus belajar lagi, baik memanfaatkan gadget ataupun tidak. Sekolah harus bisa membuat siswa belajar dengan aktif dan semangat lagi yang menunjukkan Merdeka Belajar dengan profil pelajar Pancasila.
Gadget dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran secara bervariasi agar siswa antusias dalam pembelajaran yang menunjang literasi digital. Oleh karena itu, dipilih solusi Koinviyou (Kolaborasi dan Inovasi Video Youtube) sebagai salah satu alaternatif untuk mewujudkan merdeka belajar dengan Profil Pelajar Pancasila.
Koinviyou ini merupakan alternative dalam mewujudkan merdeka belajar yang dapat diterapkan oleh kepala sekolah dalam mengelola pembelajaran di sekolah agar berjalan lancar sesuai harapan dan projek Pelajar Pancasila terlaksana, dengan berbagai inovasi guru yang mempraktekkan merdeka belajar di sekolah yang didukung oleh adanya kolaborasi dengan berbagai pihak.
Dengan Koinviyou ini diharapkan pembelajaran lebih menarik, dapat meningkatkan semangat belajar siswa, literasi digital terwujud dengan baik, menanamkan karakter profil pelajar Pancasila, dan tujuan yang diharapkan tercapai sesuai dengan capaian pembelajaran. Dengan Koinviyou diharapkan juga dapat mewujudkan karakter Oh Darling (Orang Hebat Sadar Lingkungan) dan OK Darsi (Orang Keren Sadar Prestasi).
Aktivitas
Aktivitas yang dilaksanakan dalam menerapkan merdeka belajar dengan Koinviyou untuk dapat mewujudkan merdeka belajar dengan karakter Oh Darling dan OK Dasrsi ini, dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, eveluasi, dan tindak lanjut. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran memiliki peran utama untuk dapat mengelola sekolah dalam mewujudkan merdeka belajar.
Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan dengan kepala sekolah dengan tim pengembang sekolah berkoordinasi antara pihak sekolah, komite sekolah, paguyuban sekolah, fasilitator ahli yang mendampingi program sekolah penggerak, serta pengawas sekolah untuk menentukan kesepakatan tata cara penerapan Koinviyou untuk mewujudkan Merdeka Belajar.
Hasil kesepakatan dibuat Surat Keputusan dan berita acara kesepakatan untuk melaksanakan Koinviyou dalam mewujudkan merdeka belajar dengan karakter Oh Darling dan Ok Darsi pada warga sekolah.
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan disediakan sekolah dengan alokasi dana Bos (Bantuan Operasional Sekolah) dan bantuan partisipasi suka rela komite sekolah. Sarana yang disediakan antara lain: media pembelajaran, perangkat pembelajaan, tempat cuci tangan di depan setiap kelas, sabun cuci tangan, masker, hand sanitizer, face shild, termogun (alat pengukur suhu), cairan disenfiktan, vitamin c, vitamin d, serta vitamin e.
Tahap selanjutnya adalah membentuk “Tim Sukses Merdeka Belajar”. Tim ini sekaligus Komite Pembelajaran yang menjadi ujung tombak suksesnya merdeka belajar di sekolah. Setelah perencanaan selesai, maka kepala sekolah dan tim sukses merdeka belajar menyusun program kolaborasi dan inovasi.
Sasaran kolaborasi adalah berbagai pihak baik swasta maupun instansi pemerintah. Inovasi diawali dengan kegiatan IHT (In House Training) tentang model-model model-model untuk menumbuhkan kembali semangat belajar peserta didik. Dalam IHT ini juga disepakati tema projek Pelajar Pancasila yang diterapkan yaitu tema Kebhinekaan dan Gaya Hidup
Berkelanjutan. Kepala sekolah juga berkoordinasi dengan komite untuk pembiayaan yang belum bisa dibiayai oleh dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan partisipasi orang tua/wali murid untuk mewujudkan merdeka belajar berkarakter Profil Pelajar Pancasila.
Setelah persiapan sarana dan prasarana, tahap selanjutnya adalah menyusun lembar pengamatan, mempersiapkan dokumentasi, pembuatan google drive untuk pengiriman karya dari siswa, guru, dan orang tua siswa.
Dalam google drive di akun belajar.id ini, semua waega sekolah yang mendapatkan link diformulasikan sebagai editor, sehingga bisa melihat dan mengirim karya, pembentukan tim editing video dan pembuatan chanel youtube
Pelaksanaan Kolaborasi
Tahap pertama Penerapan Koinviyou adalah kolaborasi dengan komite sekolah, komite pembelajaran, komunitas belajar, paguyuban orang tua siswa, perguruan tinggi, serta masyarakat sekitar.
Adapun bentuk kolaborasi ini diawali dengan adanya perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, refleksi dan tindak lanjut. Kolaborasi dilakukan dengan berbagai pihak untuk mendapatkan bantuan baik dari aspek finansial, tenaga, maupun pikiran baik bidang akademik maupun non akademik.
Pemberdayaan paguyuban sekolah dan komite sekolah untuk upaya menggalian bantuan sukarela untuk mendukung program inovasi sekolah sangatlah dibutuhkan.Pemberdayaan ini melibatkan “Macan Ternak” (mama-mama cantik pengantar anak) dan “Neli Tercu” (Nenek lincah pengantar cucu).
Baik Macam Ternak maupun Neli Tercu banyak berkontribusi dalam pemberdayaan warga sekolah untuk membantu semua program sekolah mulai dari sumbangan tenaga, pikiran, maupun finansial secara sukarela.
Kolaborasi yang dilakukan adalah bekerja sama dengan pihak-pihak terkait yang bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan merdeka belajar. Dalam hal ini adalah kolaborasi untuk mencapai tujuan sekolah baik yang berhubungan dengan karakter Oh Darling maupun Ok Darsi.
Kolaborasi dilakukan secara terus menerus maupun berkala sesuai dengan kebutuhan. Kolaboarsi yang dilakukan adalah bekerja sama dengan berbagai pihak instansi swasta maupun negeri yang dibuktikan dengan adanya surat perjanjian kerja sama antara kedua belah pihak. Kolaborasi ini tentunya adalah kerja sama yang saling menguntungkan.
Kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut memiliki peranan penting dalam mewujudkan kegiatan merdeka belajar dengan Profil Pelajar Pancasila serta berkarakter Oh Darling dan Ok Darsi. Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi, Komunitas Belajar, instansi yang berhubungan dengan kesehatan, kebersihan, keamanan sekolah.
Dalam kolaborasi ini, komite sekolah berperan penting dalam mencarikan solusi pembiayaan program inovasi serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan yang tidak dapat dibiayai oleh dana Bos. Selain itu komite sekolah juga berpartisipasi dalam petugas prokes di sekolah, memberikan pelatihan menari kepada guru dan peserta didik, serta berperan serta dalam program kebersihan, kerapian, dan keindahan lingkungan sekolah.
Inovasi
Tahap Koinviyou selanjutnya adalah inovasi. Kegiatan inovasi pembelajaran dilaksanakan guru kelas secara bervariasi agar siswa lebih semangat dan disiplin meningkat. Inovasi juga diawali dengan kegiatan pembaiasaan pagi di halaman sekolah.
Pembiasaan pagi mulai dari melafalkan Asmaul husna, Alfatekah, dan doa serta menyanyikan lagu nasional, mars sekolah, serta Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan dilanjutkan dengan masuk kelas dengan membiasakan budaya tertib antre.
Inovasi dalam mewudujkan merdeka belajar diawali dengan adanya kegiatan In Houes Training (IHT) untuk membedah capaian pembelajaran menjadi tujuan dan alur tujuan pembelajaran, penyusunan modul ajar (perencanaan pembelajaran), penyusunan instrumen asesmen, penyusunan lembar kerja siswa, serta lembar pengamatan dan penilaian. Kegiatan IHT ditindaklanjuti dengan adanya microteaching bagi semua guru untuk menyampaikan rencana pembelajaran baik dari aspek konten, proses, maupun produknya.
Dari kegiatan micro teaching ini, guru mendapatkan saran dan masukan dari kepala sekolah dan guru lainnya terhadap rencana pembelajarannya (modul ajar) mulai dari rumusan tujuan, bahan ajar, lembar kerja siswa(LKPD), medianya, metodenya, serta alat penilaian yang akan digunakan.
Saran dan masukan tersebut direspon dengan baik dan guru merevisi rancangan perangkat pembelajaran yang dibuatnya. Dalam kegiatan ini, kepala sekolah mendampingi guru hingga rancangan pembelajaran lengkap dan siap digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas masing-masing.
Setelah perangkat pembelajaran disahkan kepala sekolah, maka guru akan mempraktekkan pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran masing-masing. Kepala sekolah mengamati kegiatan pembelajaran sekaligus melaksanakan supervisi pembelajaran.
Selain itu, kepala sekolah mendokumentasikan pembelajaran yang dipraktekkan oleh guru. Video dokumentasi pembelajaran ini akan dilihat bersama semua guru untuk dianalisis, diberikan saran dan masukan untuk tindak lanjut guru dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Kepala sekolah melaksanakan supervisi pembelajaran sesuai jadwal dan program yang ditentukan untuk mengetahui inovasi pembelajaran yang dilakukan guru dalam mewujudkan merdeka belajar. Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam inovasi pembelajaran selain diadakan IHT (In House Training) dan refleksi pembelajaran setiap hari Sabtu mulai pukul 1100-13.30.
Dalam refleksi ini akan dibahas semua hambatan, kendala, keunggulan dari kegiatan inovasi yang dilakukan masing-masing guru untuk diberikan apresiasi bagi yang sudah berhasil dengan maksimal. Bagi yang inovasi pembelajarannya masih belum maksimal diberikan saran dan masukan untuk tindak lanjut.
Pembelajaran yang inovatif dari semua guru ini dilaksanakan dengan berbagai strategi yang berbeda-beda yang mampu melayani kebutuhan siswa secara individu, kelompok, maupun klasikal. Pembelajaran dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas, serta menerapkan pembelajaran berdiferensiasi mulai dari diferensiasi konten, proses, maupun produknya.
Inovasi sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dengan Profil pelajar Pancasila serta karakter Oh Darling dan OK Darsi dengan memanfaatkan gadget untuk belajar dan literasi digital, monetisasi youtube sekolah serta penerapan projek Pelajar Pancasila tema kebhinekaan dan gaya hidup berkelanjutan.
Inovasi dilakukan juga agar warga sekolah peduli terhadap lingkungan sekitar baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial sehingga jiwa “tepa slira” atau memahami orang lain, peduli, responsip tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan. Jiwa yang responsip dengan budi luhur namun prestasi tetap handal sehingga dapat mewujudkan orang keren sadar prestasi.
Video Youtube
Semua guru menerapkan inovasi pembelajaran dengan “setunggal guru setunggal inovasi” atau “one teacher one innovation” satu guru satu inovasi. Hasil inovasi merdeka belajar divediokan dan diuplaod di youtube sekolah. Setiap guru wajib membuat video inovatif dengan mewujudkan merdeka belajar minimal satu video inovatif dalam satu semester.
Demikian juga siswa, tiap siswa membuat video kreatif tentang kegiatan membantu orang tua, belajar di rumah atau materi pelajaran di kelasnya masing-masing. Peserta didik membuat video kegiatan belajarnya di rumah, kemudian dipilih enam besar untuk diupload di youtube sekolah.
Tidak ketinggalan pula orangtua/wali, setiap kelas mengirimkan video karya orang tua peserta didik yang berhubungan dengan Pendidikan anak. Orang tua bebas membuat video dengan durasi waktu minimal 3 menit. Video dikirimkan ke google drive sekolah, dipilih sekolah untuk dimasukkan sebagai konten terpilih dalam chanel youtube sekolah.
Karya inovasi guru dalam merdeka belajar, peserta didik, serta orang tua/wali dipilih 6 terbaik berdasarkan like dan komentar dari tayangan chanel youtube sekolah dengan bobot 40
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.